Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membongkar penyebab kelangkaan BBM Shell yang sedang ramai diperbincangkan. Menurutnya, kemungkinan besar ada keterlambatan dalam pengiriman bahan bakar ke dalam negeri. Bahlil menjelaskan bahwa pihaknya telah memberikan izin impor sesuai permintaan SPBU terkait, sehingga jika ada kelangkaan stok, kesalahan terletak di masing-masing perusahaan.
Bahlil menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa mengendalikan stok BBM di luar Pertamina. Oleh karena itu, kelangkaan bahan bakar Shell menjadi urusan internal perusahaan. Meskipun demikian, Bahlil memastikan bahwa stok BBM di Pertamina saat ini masih aman dan mencukupi, karena belum ada lonjakan konsumsi signifikan yang berdampak pada kelangkaan.
Ketua Umum Partai Golkar itu menduga ada permasalahan pengiriman minyak, sehingga stok impor perusahaan tersebut belum sampai di dalam negeri. "Cuman memang ada perusahaan-perusahaan swasta mungkin yang dimaksudkan ini adalah yang kapalnya belum tiba. Ini kan mungkin persoalan kapalnya aja," kata Bahlil. Menurut pantauan, SPBU Shell masih kosong di sejumlah titik di Bekasi dan Jakarta, bahkan tak sedikit lokasi yang benar-benar tidak beroperasi dan mematikan papan totem.
Pengelola SPBU Shell juga menaruh spanduk di pintu masuk SPBU yang berbunyi, "Mohon maaf layanan pengisian BBM tidak tersedia. Shell Select dan bengkel tetap beroperasi." Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengalami kendala pengadaan BBM ke sejumlah SPBU, yang mengakibra, Ketua.
Bahlil menegaskan bahwa tugasnya adalah menjamin rakyat mendapat BBM. "Kalau untuk BBM kita, hari ini semuanya clear. Artinya untuk konsumsi masyarakt itu nggak ada masalah. Bahwa ada perusahaan-perusahaan yang mungkin belum menjalankan atau mung barangnya masih dalam perjalankan, itu dari mereka. Tapi jelas tugas saya adalah, stok BBM di Pertamina masih aman dan mencukupi," jelas Bahlil. Menjamin bahwa tugasnya adalah menjamin bahwa rakyat mendapat BBM," jelas Bahlil.