Kediri - Petani di Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri menggelar ritual sedekah dawet. Prosesi ritual ini merupakan tradisi turun temurun yang diyakini oleh masyarakat setempat yang dilaksanakan setiap musim kemarau panjang dan tujuanya adalah meminta hujan.
Prosesi ritual dilaksanakan di area lokasi sumber mata air Kembangan. Prosesi ritual dimulai dari pembacaan doa surah Al Qadar sebanyak 20 kali, doa Al Ikhlas dan doa Nur buat. Selesai doa kemudian dilanjut prosesi penuangan dawet ke sumber mata air Kembangan.
Sementara itu, disaat prosesi penuangan dawet berlangsung, puluhan petani secara spontan melemparkan dawet yang sudah dibungkus berukuran kecil ke temanya atau dinamakan perang dawet.
Para petani di Desa Paron berdoa ditempat ini, meminta Allah SWT memberikan berkah berupa hujan.
Mereka kemudian terlibat aksi saling lempar dawet, hingga pakaian dan celana menjadi basah. Di sela-sela aksi lempar dawet berlangsung, seoarang tokoh agama setempat terlihat membakar marang dibawah pohon bulu yang diperkirakan berusia ratusan tahun.
Camat Ngasem, Ari Budianto mengatakan kegiatan ritual sedekah dawet merupakan tradisi tahunan warga Desa Paron, Kecamatan Ngasem.
Sedekah dawet memiliki makna jika warga Desa Paron mendapat limpahan rahmat, rejeki seperti layaknya minuman dawet. Di samping itu, karena saat ini mengalami kemarau panjang, para petani di sini berharap berkah turunya hujan.
" Sehingga pertanian, tanaman yang diupayakan dilahanya itu bisa mendapatkan air cukup sehingga nanti diharapkan hasilnya dapat maksimal. Para petani di Desa Paron berdoa ditempat ini, meminta Allah SWT memberikan berkah berupa hujan," ujarnya, Jumat 22 November 2019.
Ditambahkan Ari Budianto, tahun ini musim kemarau berlangsung cukup lama. Padahal di daerah lain sudah mulai turun hujan. Maka dari itu, ia berharap dengan adanya ikthiar yang dilakukan para petani ini nantinya dikabulkan oleh Allah SWT.

Terpisah tokoh agama Desa Paron Son Haji menjelaskan jika kegiatan ini merupakan bagian dari tradisi nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun.
"Ini merupakan bagian dari ritual minta hujan," ungkapnya.
Dari serangkaian prosesi ritual yang dilaksanakan dari awal hingga akhir memiliki makna tunggal, yakni meminta kepada Allah SWT agar diturunkan hujan.
Setelah prosesi ritual selesai, para petani dan masyarakat sekitar kemudian dihibur pertunjukan seni tari Gambong dan tari Panji, sambil menikmati minuman dawet yang telah disediakan oleh penyelenggara. []
Baca juga:
- Ribuan Ikan Hias Dibagikan di Kediri, Antisipasi DBD
- Tabrakan, Dua Truk Terbakar di Jalur Kediri-Surabaya
- Begal Payudara Kuli Bangunan di Kediri Dihajar Warga