Aceh Barat Daya - Pedagang minyak masak enceran di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh kesulitan pasokan minyak makan drum. Penyebabnya, penyedia dari Sumatera Utara kekurangan stok sehingga tidak bisa memenuhi permintaan pedagang di Aceh Barat Daya dalam jumlah sesuai pesanan.
"Sejak seminggu terakhir minyak makan drum langka dan naik harga, kabarnya tauke di Medan kurang stok," kata Fitriadi, seorang pedagang di pasar Kota Blangpidie, Rabu, 23 September 2020 di Aceh Barat Daya.
Untuk harga enceran saat ini, berada di kisaran Rp 24 ribu sampai dengan Rp 25 ribu per bambu, tapi saat ini minyak langka dan naik harga. Hal ini membuat sebagian warga memilih minyak dalam kemasan yang hanya terpaut harga Rp 2.000 dari minyak masak drum.
Sejak seminggu terakhir minyak makan drum langka dan naik harga, kabarnya tauke di Medan kurang stok.
"Banyak yang pilih minyak kemasan, harganya Rp 27 ribu per bambunya," ujarnya.
Fitriadi menambahkan, adapun harga satu drum minyak masak dibeli pedagang Abdya dari penyedia berada di kisaran Rp 2.250.000 juta. Dalam satu drum jumlah minyak sebanyak 100 bambu dan satu drum hanya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat selama tiga hari.
"Saat ini barang itu yang mahal, yang lain stabil saja," katanya.

Berbeda halnya dengan harga minyak makan, saat cuaca ekstrim yang melanda Aceh saat ini harga ikan malah stabil. Hal ini dikarena tangkapan nelayan melimpah walau dalam kondisi cuaca tidak menentu.
Baca juga:
"Harga ikan bisa kita bilang normal. Seperti harga ikan tongkol, saat ini berada di kisaran Rp 20 ribu satu kilogramnya. Untuk satu keranjang ikan, berada di kisaran Rp 600.000 ribu," kata Sardanis penjual ikan di pasar Kota Blangpidie, Rabu, 23 September 2020 di Aceh Barat Daya.
Menurutnya, kondisi praktek jual beli ikan di pasar ikan Blangpidie semakin membaik sejak sepekan terakhir, sehingga membuat pasar semakin ramai dan bersemangat kembali.
"Mulai ramai lagi, kalau dulu sempat sepi," katanya. []