Miris, Setahun 143 Bayi Meninggal di Magelang

Angka kematian bayi di Kabupaten Magelang tinggi. Di 2019, ada 143 bayi meninggal.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Retno Indriastuti menyebut angka kematian bayi di wilayahnya masih tinggi. (Foto: Tagar/Ambar)

Magelang - Angka kematian bayi di wilayah Kabupaten Magelang terbilang masih tinggi. Dinas Kesehatan setempat mencatat, ada sebanyak 143 kasus atau 833 anak per 1000 kelahiran bayi di tahun 2019.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Retno Indriastuti mengatakan, meski angka tersebut di bawah angka provinsi ataupun nasional, namun dia menilai masih relatif tinggi.

"Kami inginnya bayi-bayi yang lahir ini tetap memiliki masa hidup yang lebih panjang," kata Retno di Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Kamis, 6 Februari 2020.

Adapun angka kematian balita di Kabupaten Magelang tahun 2019 mencapai 111 kasus. Selain itu, penderita TBC juga masih tinggi yakni mencapai 190 penderita TBC per 100 ribu penduduk.

Kami inginnya bayi-bayi yang lahir ini tetap memiliki masa hidup yang lebih panjang.

Dalam kesempatan yang sama, Retno juga menyoroti mengenai status gizi. Menurutnya status gizi juga masih cukup memprihatinkan dilihat dari masih tingginya angka stunting atau gizi buruk.

"Pada tahun 2020 ini, Kabupaten Magelang menjadi 16 kabupaten prioritas di Jawa Tengah untuk penanganan stunting," ungkap Retno.

Selain itu, angka kematian ibu di tahun 2019 mencapai delapan kasus. Dengan tempat kematian sebagian besar berada di rumah sakit atau sampai di rumah sakit. "Nah ini menjadi pekerjaan rumah kami semua di tahun 2020 ini. Kami targetkan untuk kurang dari enam kasus," kata Retno.

Wakil Bupati Magelang Edi Cahyana menyatakan, persoalan di bidang kesehatan sudah teridentifikasi melalui laporan dan paparan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Magelang. Yang menjadi masalah adalah bagaimana mengaplikasikan program dan kegiatan sehingga nantinya bisa menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut.

"Saya mengajak bapak ibu untuk bekerja dengan hati nurani. Coba bayangkan kalau persoalan tersebut menimpa anak kita," tutur dia. 

Pada kesempatan yang sama, Edi juga menyinggung tentang penyakit corona yang sedang mewabah. Menurutnya, di tahun 2020 akan ada banyak bakteri yang bermutasi yang disebabkan oleh kenaikan suhu bumi. Sementara di Indonesia masih berkutat pada penanganan penyakit-penyakit lama yang seharusnya sudah bebas.

"Di sisi lain kita masih saja membicarakan ODF, TBC ibarat itu merupakan penyakit-penyakit yang seharusnya kita sudah bebas dari itu," imbuh dia. []

Baca juga: 

Berita terkait
Waspada, Bayi Tidur Seranjang dengan Orangtua Bisa Menimbulkan Kematian
Bayi yang ditunggu 9 bulan malah meninggal di tempat yang tidak terduga. Duh, jangan sampai mengalami.
Ternyata Ini Penyebab Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir
Kematian ibu dan bayi dikarenakan belum meratanya akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, keterlambatan mendapat pertolongan pada keadaan darurat.
Kasihan, Bayi Baru Lahir Terinfeksi Virus Corona
Bayi yang baru dilahirkan didiagnosis terinfeksi virus corona baru. Bayi itu diketahui terkena virus sekitar 30 jam pasca kelahiran.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.