Jakarta – Selama masa pandemi memanglah banyak warga Indonesia yang ekonominya menjadi berantakan, tidak sedikit dari mereka merasakan kelaparan dan harus melakukan segala cara untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari.
Alhasil banyak dari mereka melakukan aksi-aksi yang melanggar hukum seperti mencopet dan mengambil barang seseorang. Tidak heran jika di masa pandemi ini kasus kriminal semakin melunjak.
Kemarin warga Surabaya dikejutkan dengan aksi komplotan copet pura-pura muntah saat beraksi di dalam angkot di Jalan Margomulyo, Surabaya pada 1 Oktober 2020 lalu. Empat pelaku ini saling berbagi peran, ada yang mengawasi, ada yang mengalihkan perhatian, ada yang menutupi pandangan orang lain, dan ada yang menjadi eksekutor.
"Saat itu hanya ada ibu-ibu dan anaknya yang menjadi korban. Kondisinya memang sedang sepi," kata Iptu Rizkika Atmadha, Kaniteskrim Polsek Asemrowo Iptu Rizkika Atmadha.
Ia menceritakan saat beraksi, BT 28 tahun pura-pura muntah, dan tersangka R serta CJ mengalihkan perhatian dan mengawasi. Sedangkan MP membuka tas korban dan mengambil dompet berisi uang tunai, kartu identitas dan handpone.
"Setelah itu mereka turun angkot dengan alasan membantu satu temannya yang muntah tadi untuk dievakuasi tapi setelah para tersangka turun korban sadar domper dan ponselnya hilang," jelasnya.
Alhasil korban langsung minta sopir untuk berhenti dan mengejar pelaku, para pelalu yang mengetahui teriakan korban langsung terbirit-birit mengambil Langkah seribu.
"Ketika angkot berhenti kemudian korban teriak minta tolong hingga para pelaku ini panik dan kabur meninggalkan lokasi, lalu warga yang mendengar teriakan korban langsung mengejar,” jelasnya.
"Belum tahu hasilnya berapa. Saya cuma diajak dan ini baru pertama kali,"
Meski berusaha kabur, satu dari empat pelaku berhasil ditangkap oleh warga dibantu patroli dinas perhubungan kota Surabaya. Sementara tiga pelaku lain kabur menumpang truk.
“Waktu kita introgasi BT mengaku baru pertama kali ini melakukan aksi dengan modus tersebut, BT mengaku diajak oleh rekannya MP yang berperan sebagai eksekutor,” ungkapnya.
BT juga mengaku kalau ia sendiri tidak mengetahui berapa jumlah yang didapakatkan dari aksi yang melanggar hukum ini.
"Belum tahu hasilnya berapa. Saya cuma diajak dan ini baru pertama kali," ucap Bagus. []
Baca juga: