Jakarta - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia Manik mengatakan mahasiswa dari berbagai daerah yang demonstrasi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin, 23 September kecewa kepada para wakil rakyat.
Pasalnya, kata dia, hasil kesepakatan dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR Indra Iskandar terkait rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelumnya, ternyata tidak digubris oleh DPR.
"Kita merasa ini tidak benar-benar serius oleh DPR. Maka kami layangkan mosi tidak percaya kepada mereka dan kami akan menurunkan massa yang jauh lebih besar lagi pada 24 September," ucapnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 23 September 2019.
Baca juga: Empat Poin Kesepakatan Mahasiswa Demo dengan Sekjen DPR
Seorang mahasiswa membentangkan banner dalam aksi menolak pengesahan RKUHP di Gedung DPR, Senin, 23 September 2019. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)
Manik menjelaskan massa yang turun ke jalan pada 24 September tak hanya berasal dari unsur mahasiswa saja, tapi akan ada dari masyarakat dan aliansi petani. Di sana, mereka ingin tuntaskan reformasi dengan empat agenda restorasi.
"Pertama restorasi pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisem (KKN). Kedua pemenuhan atas hak demokrasi, Hak Azasi Manusia (HAM) dan berpendapat," ujarnya.
Ketiga adalah restorasi upaya perlindungan terhadap Sumber Daya Alam (SDA) dan agenda reformasi agraria. Kemudian keempat adalah restorasi persatuan kebangsaan. "Yang anti diskirminasi terhadap etnis dan bisa memberikan perlindungan kepada perempuan," tuturnya.
Untuk turun kembali ke jalan, kata dia, sudah ada propaganda pada mahasiswa dari kampusnya untuk mengosongkan kelas pada 24 karena kuliah dipindahkan ke depan gedung DPR.
Baca juga: Mahasiswa Demo Kecewa, DPR Tutup Mulut dan Telinga
Apa yang dilakukan dia dan mahasiswa lain yang turun ke jalan, baik hari ini maupun yang akan datang, menurutnya merupakan akhir dari permasalahan yang begitu banyaknya.
"Kami semua ingin semakin bersatu dan ingin menciptakan sebuah gerakan yang besar lagi besok. Tapi juga mereka datang atas dasar keresahan terkait persoalan bangsa," kata dia. []