Jakarta - Intelektual Nahdlatul Ulama Nadirsyah Hosen meminta sampul Majalah Tempo yang menampilkan gambar Presiden Jokowi dengan siluet hidung panjang simbol kebohongan tokoh fiksi Pinokio tidak dibawa ke ranah personal.
Nadirsyah di akun Twitter menanggapi seorang netizen terkait sampul Tempo yang sedang menjadi perdebatan.
"Ini kenapa yah banyak yang logikanya model @Djunaedi2203. Mengaitkan posisi Jokowi yang pejabat publik ke ranah personal? Ini kesalahan berpikir yang amat mendasar: kok jabatan publik seolah milik bapaknya sehingga tidak boleh dikritik. Atau alam bawah sadar mereka seperti itu: jabatan itu milik keluarga?" tulis Nadirsyah Hosen, Senin, 16 September 2019.
Kok jabatan publik seolah milik bapaknya sehingga tidak boleh dikritik. Atau alam bawah sadar mereka seperti itu: jabatan itu milik keluarga.
Twitter Nadirsyah Hosen, Senin, 16 September 2019
Mengkritik dengan Karikatur
Sampul Majalah Tempo edisi 16-22 September 2019 menampilkan produk jurnalistik yakni karikatur wajah Jokowi dengan bayangan hidung panjang seperti Pinokio disertai judul 'Janji Tinggal Janji'.
Karikatur dikutip dari Wikipedia adalah gambar atau penggambaran suatu objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut. Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebih-lebihkan.
Karikatur menggambarkan subjek yang dikenal dan umumnya dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan bagi pihak yang mengenal subjek tersebut.
Karikatur sebagaimana yang dikenal sekarang berasal dari Italia abad ke-16. Pada abad ke-18, karikatur menjangkau masyarakat luas melalui media cetak dan, terutama di Inggris, telah menjadi sarana kritik sosial dan politis.
Pada abad berikutnya, berbagai majalah satir menjadi media utama karikatur; peran yang kemudian dilanjutkan surat kabar harian pada abad ke-20.
Cover Majalah Tempo edisi 16-22 September 2019. (Foto: Istimewa)
Dilaporkan ke Dewan Pers
Sebelumnya, kelompok pendukung Presiden Jokowi, Jokowi Mania (JoMan) melaporkan Majalah Tempo ke Dewan Pers.
Ketua Umum JoMan, Immanuel Ebenezer, menilai sampul Majalah Tempo menghina Presiden Jokowi dengan penggambaran seperti tokoh fiksi Pinokio.
"Kedatangan kami ingin melaporkan Majalah Tempo ke Dewan Pers. Kenapa kami laporkan ke Dewan Pers? Karena kami memahami persoalan-persoalan jurnalistik harus diatasi oleh Dewan Pers," ucap Immanuel.
Immanuel menilai Majalah Tempo membuat narasi yang menggambarkan Jokowi seolah tidak pro-pemberantasan korupsi. Menggambarkan Jokowi dengan Pinokio simbol kebohongan.
"Gambar Pinokio itu penghinaan terhadap simbol negara," ujar Immanuel.
Sampul Majalah Tempo merupakan metafora.
Ia menuntut Tempo meminta maaf, menarik peredaran majalah dengan sampul yang menjadi keberatannya, dan memberikan klarifikasi.
Menanggapi laporan JoMan, Anggota Dewan Hassanein Rais akan memanggil pihak, pelapor dan terlapor pada Senin pekan depan, 23 September 2019.
"Insyaallah minggu depan kami akan lakukan mediasi, hasil bagaimana, situasi tergantung nanti dari Tempo-nya gimana," kata Hassanein Rais.
Sementara itu Majalah Tempo membantah disebut menghina kepala negara.
"Sampul Majalah Tempo merupakan metafora atas dinamika tadi, yakni tudingan sejumlah pegiat antikorupsi bahwa Presiden ingkar janji dalam penguatan KPK. Tempo telah memuat penjelasan Presiden dalam bentuk wawancara," ujar Redaktur Eksekutif Majalah Tempo Setri Yasra kepada wartawan, Senin, 16 September 2019. []
Baca juga: