Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama membatalkan Musyawarah Nasional atau Munas 2020 untuk mencegah meluasnya penularan virus tersebut. Pengumuman yang ditandatangani Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj ini viral di media sosial, Rabu, 11 Maret 2020.
"Sehubungan dengan adanya wabah virus corona (SARS-coV 2/Covid-19), maka sebagai bagian upaya kita untuk membangun kewaspadaan dan membantu pemerintah dalam mencegah meluasnya penularan virus tersebut, dengan ini disampaikan bahwa Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2020 yang sedianya diselenggarakan pada tanggal 18-19 Maret 2020 ditunda sementara waktu sampai dengan adanya pemberitahuan berikutnya. Langkah ini diambil bukan karena kepanikan atau kecemasan, namun semata-mata untuk kemaslahatan bersama," demikian tertulis dalam surat pengumuman tersebut.
Direktur Pusat Layanan Difabel Universitas Islam Negeri (PLD UIN) Sunan Kalijaga, Arif Maftuhin, mengapresiasi keputusan PBNU tersebut.
"Belajar dari Iran dan Korea Selatan, saya kira lembaga lembaga keagamaan memang perlu bersikap serius dan tanggap bencana corona. Kumpulan umat seperti salat jumat, salat berjamaah itu rentan sebagai media penyebaran corona. Langkah PBNU ini tepat. Membatalkan Munas demi mencegah mudarat," tutur Arif Maftuhin kepada Tagar, Rabu.
Sebagai bagian upaya kita untuk membangun kewaspadaan dan membantu pemerintah dalam mencegah meluasnya penularan virus tersebut.
Nahdlatul Ulama batal Munas karena virus corona. (Foto: PBNU)
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Indonesia untuk urusan virus corona, Achmad Yurianto, mengumumkan jumlah pasien yang positif terinfeksi virus corona (Covid-19) di Indonesia bertambah 7 orang menjadi 34 pasien dari jumlah sebelumnya sebanyak 27 orang.
Pengumuman tersebut disampaikan Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, pada Rabu, 11 Maret 2020. Yuri menjelaskan tujuh orang diidentifikasi dengan kode pasien 28, 29 , 30, 31, 32, 33, dan 34. Keseluruhan pasien tengah dalam kondisi sakit ringan hingga sedang.
Pasien dengan kode 28 berjenis kelamin laki-laki berusia 37 tahun, dalam kondisi sakit ringan sedang dengan status imported case. Kode 29 adalah seorang laki-laki 51 tahun dalam kondisi sakit sedang, serta tidak mengalami sesak. Pasien ini juga berstatus imported case.
Berikutnya pasien dengan kode 30 adalah lanjut usia berumur 84 tahun dengan kondisi sakit sedang dan berstatus imported case. Pasien dengan kode 31 adalah perempuan berusia 48 tahun dengan kondisi sakit ringan sedang dan diidentifikasi baru datang dari luar negeri.
Selanjutnya pasien 32 adalah laki-laki berusia 45 tahun dengan kondisi sakit ringan sedang dan berstatus imported case. Pasien kode 33 adalah seorang pria 29 tahun dengan kondisi sakit ringan sedang, juga berstatus imported case.
Terakhir, pasien dengan kode 34 adalah seorang laki-laki berusia 42 tahun dengan kondisi sakit ringan sedang dan berstatus imported case.
Total jumlah pasien positif terjangkit virus corona (Covid-19) di Indonesia sudah mencapai 34 orang. Satu di antara mereka, yakni pasien dengan kode 25 merupakan seorang warga negara asing (WNA) berusia 53 tahun dinyatakan meninggal pada Rabu dini hari, 11 Maret 2020. []
Baca juga: