Jakarta - Tujuh sekolah di Jakarta Pusat melakukan uji coba belajar tatap muka, siswa datang ke sekolah, bertemu teman, bertemu guru, seperti dulu sebelum pandemi. Uji coba tatap muka ini dilakukan tanggap 7 April hingga 29 April 2021.
Tujuh sekolah adalah.
1. Sekolah Dasar Negeri Kebon Melati 01 Tanah Abang
2. Sekolah Dasar Negeri Cideng 07
3. Sekolah Dasar Negeri Petojo Utara 05 Gambir
4. Sekolah Dasar Negeri Kenari 08
5. Sekolah Dasar Negeri Rawasari 05 Pagi
6. Sekolah Menengah Pertama Mahatma Gandhi School Sawah Besar
7. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 44 Kemayoran
Nama tujuh sekolah tersebut berdasarkan penjelasan Kepala Suku Dinas Pendidikan II Kota Jakarta Pusat Uripasih kepada wartawan, Senin, 5 April 2021.
kesiapan guru-guru, dan zonanya. Pertimbangan berikutnya adalah keberanian pihak orang tua murid mengizinkan anaknya datang ke sekolah.Uripasih mengatakan tujuh sekolah tersebut telah menjalani penilaian dan dinyatakan memenuhi syarat. Yang dinilai di antaranya kesiapan guru-guru, dan zonanya. Pertimbangan berikutnya adalah keberanian pihak orang tua murid mengizinkan anaknya datang ke sekolah.
Sekolah tatap muka harus berada dalam zona hijau Covid-19 dan menyediakan wastafel untuk mencuci tangan. Pihak sekolah juga harus bekerja sama dengan puskesmas dan rumah sakit terdekat sebagai rujukan apabila ada siswa sakit.

Hardi Priyono, Kepala Sekolah SDN Kenari 08, mengatakan pihaknya telah mempersiapkan proposal dan simulasi pembelajaran tatap muka. Sekolahnya lolos, menjadi bagian dari 100 sekolah yang lolos.
Nursaena, Kepala Sekolah SDN Rawasari 05 Pagi, mengatakan sebanyak 20 guru telah mendapat pembinaan selama tiga bulan terakhir untuk persiapan sekolah tatap muka.
Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan seiring berjalannya vaksinasi agar semua kepala daerah di seluruh Indonesia, bagi yang wilayah zona hijau covid, agar melaksanakan belajar tatap muka di sekolah, agar Indonesia tidak kehilangan generasi berkualitas, mengingat sudah setahun lebih belajar dilakukan di rumah, tidak ada interaksi sosial sebagaimana biasanya anak-anak ke sekolah.
Nadiem Makarim menjelaskan sekolah tatap muka juga tidak bisa sekaligus semua anak masuk ke sekolah, mesti dibatasi dalam kelompok kecil, jadwal tatap muka dibuat bergiliran, sehingga dalam satu kelas tidak sesak, ada jarak sesuai protokol kesehatan.
Nadiem juga mengatakan sekolah tatap muka berada di tangan orang tua murid. Artinya apabila orang tua tidak mengizinkan anaknya belajar tatap muka di sekolah, pihak sekolah atau pemerintah tidak akan memaksakan kehendak. Keputusan ada di tangan orang tua.