Nasib Dhandhangan Kudus di Tengah Pandemi Corona

Pemerintah Kudus memutuskan untuk meniadakan festival menyambut Ramadan, Dhandhangan, untuk mencegah penyebaran virus corona.
Plt Bupati Kudus M Hartopo mengumumkan peniadaan event Dhandhangan pada tahun ini. Keputusan itu untuk mencegah potensi penyebaran virus corona. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Kudus - Untuk pertama kalinya, Pemerintah Kudus meniadakan event Dhandhangan. Keputusan tidak menggelar tradisi menyambut Ramadan tersebut dilakukan dengan pertimbangan potensi penyebaran virus corona. 

Pelaksana Tugas Bupati Kudus M Hartopo mengatakan peniadaan Dhandhangan menjadi salah satu hasil kesepakatan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dalam rapat evaluasi Tim Gugus Covid-19 yang digelar di Commad Center, Senin, 23 Maret 2020.

Kalau tetap dijalankan, pengawasannya akan sulit. Makanya, tahun ini Dhandhangan kami liburkan.

Alasannya, tak lain untuk membatasi kegiatan-kegiatan pengumpulan massa yang berpotensi menjadi wadah penularan virus asal China tersebut. Banyaknya pedagang maupun pengunjung luar Kudus, yang hadir memeriahkan tradisi tersebut membuat pihaknya kewalahan jika harus melakukan melakukan screening dan pengawasan terhadap kegiatan, termasuk warga yang hadir.

"Kalau tetap dijalankan, pengawasannya akan sulit. Makanya, tahun ini Dhandhangan kami liburkan," tutur Hartopo. 

Dengan kepastian peniadaan Dhandhangan maka suasana berbeda bakal dirasakan masyarakat Kabupaten Kudus pada Ramadan tahun ini. Dhandhangan, biasa digelar Jalandi Sunan Kudus, Jalan Kyai Telingsing, Jalan Pangeran Puger dan Jalan Kudus-Jepara, sepekan sebelum hari pertama Ramadan. 

Ribuan warga biasa memadati dan menikmati pasar Dhandangan. Sebab ada ragam suguhan barang, makanan dan kebutuhan masyarakat yang disajikan ratusan pedagang kaki lima. Dengan keputusan itu maka kemeriahan menyambut Ramadan mendatang tidak akan bisa dinikmati masyarakat Kudus.   

Termasuk visualisasi pagelaran yang mengisahkan kebiasaan masyarakat Kudus yang berkumpul di Masjid Al Aqsa Menara untuk menyaksikan tabuhan beduk Sunan Kudus yang berbunyi dang dang dang, sebagai pertanda masuknya bulan Ramadan. Serta penampilan sendra tari khas Kudus, juga batal digelar. 

Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kudus Sudiharti mengatakan saat ini sudah ada sekitar 350 pedagang dari berbagai kota kabupaten yang mendaftarkan diri berjualan di pasar Dhandhangan. "Lapak Dhandhangan sudah sold out semua," kata dia. 

Dengan adanya keputusan pemerintah, Dinas Perdagangan segera melakukan sosialisasi kepada para seluruh pedagang yang sudah pesan lapak. "Kami mengantongi data nama, alamat sampai nomor ponsel mereka. Nanti tinggal kami sosialisasikan via telepon," ujarnya.

Untuk sejumlah pedagang gerabah dan mainan yang telah menggelar lapak di sejumlah titik, mereka juga segera diminta untuk berkenan menutup tempat jualannya "Mereka sewanya di tanah warga. Nanti akan kami sosialisasi, termasuk pemilik tanahnya," katanya.

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus, Mutrikah membenarkan pagelaran visualisasi Dhandhangan yang selalu digelar di Alun-alun Simpang Tujuh, tahun ini ditiadakan. "Kami mohon masyarakat bisa memahami kebijakan ini dengan baik. Semua ini untuk kebaikan bersama," tutur dia. []

Baca juga: 

Berita terkait
Proyek Kudus City Walk Tak Ganggu Event Dhandhangan
Pembangunan Kudus City Walk di Jalan Sunan Kudus dilakukan setelah Dhandhangan. Sehingga proyek tidak akan ganggu tradisi menyambut Ramadan.
Terpeleset Saat Cari Ikan, Kakek di Kudus Meninggal
Temon, 52 tahun. Warga Kecamatan Jekulo itu ditemukan meninggal dan mengambang di dekat tanggul Gedangan.
Libur Corona, 6 Pelajar di Kudus Tepergok Nongkrong
Enam pelajar malah asyik nongkrong di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus. Alhasil mereka dibina petugas Satpol PP.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina