Jakarta - Virus corona baru yang awalnya terdeteksi di Wuhan mulai menyebar ke Xinjiang di China bagian barat. Hal ini memicu kekhawatiran jutaan etnis minoritas Uigur yang berada di kamp tahanan tak berdaya menghadapi kemungkinan terserang virus.
Pihak berwenang melaporkan temuan dua kasus infeksi virus corona di wilayah barat daya otonom Xinjiang pada Kamis, 24 Januari 2020. Radio Free Asia (RFA) dan The Wall Street Journal melaporkan, mengutip otoritas kesehatan setempat.
Kehidupan jutaan orang Uighur dipertaruhkan.
Kondisi kamp-kamp sangat memprihatinkan, dengan sanitasi dan kebersihan yang buruk, menurut mantan tahanan kamp. Setidaknya ada sebanyak 465 kamp yang tersebar di seluruh wilayah Xinjiang.
"Kehidupan jutaan orang Uighur akan dipertaruhkan," kata Dolkun Isa, Presiden Kelompok Pengasingan Kongres Uighur Dunia mengatakan kepada RFA seperti dikutip dari businessinsider.sg.
Penghuni kamp pelatihan pendidikan vokasi kota Hotan menari saat kunjungan wartawan dan pejabat di Hotan, Daerah Otonomi Xinjiang Uighur, Cina, Sabtu, 5 Januari 2019. Kunjungan ini diorganisasi oleh pemerintah Cina pasca kabar tindakan pelanggaran HAM terhadap etnis Muslim Uighur. (REUTERS/Ben Blanchard)
Isa mengatakan bencana besar jika virus corona masuk ke kamp-kamp Uighur. "Ini akan memberikan implikasi serius. Kehidupan jutaan orang akan dipertaruhkan," ucapnya.
Otoritas kesehatan China membenarkan virus corona telah memasuki Xinjiang bagian barat. Pukul 6 sore waktu setempat, otoritas kesehatan melaporkan dua orang pria bernama Li (47 tahun) dan Gu (52 tahun) terinfeksi virus, RFA melaporkan mengutip China Central Television (CCTV). Pihak berwenang menyebutkan kedua pria ini pernah mengunjungi Wuhan, saat kasus pertama terjadi pada 10 Januari lalu.
Jika virus itu menyebar di Xinjiang, maka satu juta warga Uighur yang mayoritas beragama Islam itu sangat rentan terinfeksi. Sebab, kamp-kamp itu kotor, memiliki infrastruktur yang buruk, dan penuh sesak, menurut kesaksian mantan tahanan. Hal ini menjadi tempat berkembang biak yang ideal untuk penyakit dan infeksi.
Makanan sangat buruk, tidak ada cukup waktu untuk tidur, dan kebersihannya sangat buruk.
Pada tahun 2018, BBC pernah menulis penderitaan para penghuni kamp berdasarkan pengakuan Omir yang pernah ditahan. Bagaimana ia harus berbagi tempat tidur, kamar mandi dan toilet yang kotor dengan sama-sama penghuni kamp.Ia mengaku harus berbagi kamar dengan 45 orang lainnya dan harus bergiliran tidur karena kamar tidur yang sempit.

Sayragul Sauytbay, yang berhasil melarikan diri dari sebuah kamp pada Maret 2018, secara terpisah mengatakan kepada Haaretz, "Makanannya buruk, tidak ada cukup waktu untuk tidur dan kebersihannya sangat buruk."
Setiap tahanan hanya diberikan waktu dua menit sehari untuk memakai toilet dan ember hanya dikosongkan sekali sehari.
Kata Sauytbay lagi,"Kamar seluas 16 meter persegi harus diisi 20 orang."
"Setiap kamar ada satu ember plastik untuk toilet. Setiap tahanan hanya diberikan waktu dua menit sehari untuk memakai toilet, dan ember hanya dikosongkan sekali sehari," ucap Sauytbay lagi.
James Millward, profesor sejarah Cina dan Asia Tengah di Universitas Georgetown dalam akun twitternya menyebutkan,"Kondisi sempit, kebersihan yang buruk, dingin, sistem kekebalan tubuh buruk dapat mengakibatkan bencana besar."
Zhu Hailun, pejabat Partai Komunis China dari etnis mayoritas China Han yang fasih berbahasa Uighur merupakan tokoh yang berperan penting dalam pendirikan kamp penahanan etnis muslims Uighur. Dokumen yang dikeluarkan Zhu Hailun tujuan pendirian kamp Uighur bocor ke tangan Konsorsium International Jurnalis Investigasi (ICIJ). Dalam dokumen itu disebutkan menjaga penghuni dari epidemi merupakan tujuan pendirian kamp.[]
Baca Juga:
- Menkes China: Virus Corona Lebih Berbahaya dari Sars
- Dampak Virus Corona Terhadap Perekonomian Global