Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyiapkan uang tunai sebesar Rp 105 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Natal dan tahun baru (Nataru) 2020. Untuk mendistribusikannya, bank sentral memfokuskan penyebaran pada 1.414 titik layanan penukaran uang di seluruh wilayah Indonesia hingga 31 Desember 2019 mendatang
Dikutip dari laman resmi pada Kamis 19 Desember 2019, BI memperkirakan adanya peningkatan kebutuhan uang kartal (uang kertas dan logam) hingga mencapai Rp105 triliun. Angka tersebut bertumbuh 7,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun, penyediaan uang tunai tersebut terdiri dari Uang Pecahan Besar (UPB) dan Uang Pecahan Kecil (UPK) masing-masing sebesar Rp 100,7 triliun dan Rp 4,3 triliun. "Bank Indonesia mengantisipasi kebutuhan uang tunai dengan mempersiapkan layanan kas, baik melalui jaringan kantor internal, jaringan perbankan, dan infrastruktur sistem pembayaran nontunai," tulis bank sentral dalam keterangan persnya.
Untuk memastikan kegiatan transaksi nontunai berjalan dengan lancar, otoritas moneter itu juga terus mengoptimalkan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).

Pada kesempatan yang sama BI menyebut bahwa seluruh sistem dan infrastruktur pendukung telah siap untuk menyambut perhelatan akhir tahun. "Kami juga terus berkoordinasi dengan peserta sistem pembayaran guna memastikan optimalnya kegiatan sistem pembayaran," ujarnya.
Bank Indonesia berharap masyarakat bisa menukarkan uangnya di lokasi penukaran resmi. Dengan demikian, risiko mendapatkan uang palsu dapat dicegah. "Masyarakat dihimbau agar selalu memperhatikan keaslian uang yang diterima dengan cara dilihat, diraba dan diterawang," tutup BI.
Uang kertas rupiah asli memiliki delapan tanda pengaman sebagai berikut:
1. Tanda Air (Watermark). Pada kertas uang terdapat tanda air berupa gambar yang akan terlihat apabila diterawangkan ke arah cahaya.
2. Benang Pengaman (Security Thread). Ditanam di tengah ketebalan kertas atau terlihat seperti dianyam sehingga tampak sebagai garis melintang dari atas ke bawah, dapat dibuat tidak memendar maupun memendar di bawah sinar ultraviolet dengan satu warna atau beberapa warna.
3. Cetak Intaglio. Cetakan yang terasa kasar apabila diraba.
4. Gambar Saling Isi (Rectoverso). Teknik ini menghasilkan cetakan pada bagian muka dan belakang beradu tepat dan saling mengisi jika diterawangkan ke arah cahaya.
5. Tinta Berubah Warna. Hasil cetak mengkilap (glittering) yang berubah-ubah warnanya bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
6. Tulisan Mikro. Tulisan berukuran sangat kecil yang hanya dapat dibaca dengan menggunakan kaca pembesar.
7. Tinta Tidak Tampak. Hasil cetak tidak kasat mata yang akan memendar di bawah sinar ultraviolet.
8. Gambar Tersembunyi. Ada tulisan tersembunyi yang dapat dilihat dari sudut pandang tertentu.[]
Baca Juga: