Jakarta - Korea Selatan akhirnya menyusul Singapura, jatuh ke jurang resesi. Pada triwulan kedua 2020, pertumbuhan ekonomi negerinya K-Pop ini terjun bebas, yang merupakan penurunan terburuk lebih dari dua dekade.
Gegara imbas pandemi virus corona Covid-19, menghancurkan kinerja ekspor Negeri Ginseng itu. Virus mematikan itu yang memaksa Korea Selatan atau Korsel mengambil kebijakan pembatasan jaga jarak sosial (social distancing) melumpuhkan output sektor manufaktur.
Baca Juga: Jumlah Covid-19 di Korea Selatan Disalip 66 Negara
Produk domestik bruto (PDB) turun 2,9% secara tahunan (year on year). Ini merupakan penurunan terbesar sejak kuartal keempat tahun 1998
Bank of Korea menyebutkan pertumbuhan ekonomi menyusut -3,3% pada triwulan kedua 2020 dibandingkan triwulan sebelumnya. Ini merupakan kontraksi paling tajam sejak triwulan pertama 1998 dan lebih curam dari perkiraan jajak pendapat yang dilakukan Reuters sebesar -2,3%.
"Sementara pengeluaran konsumen harus secara bertahap pulih, ancaman virus tidak mungkin memudar sepenuhnya dan kebijakan jaga jarak sosial kemungkinan harus tetap berlanjut," kata ekonom Capital Economics Asia, Alex Holmes, seperti diberitakan dari Channel News Asia, Kamis, 23 Juli 2020.

Menurut Holmes, permintaan global belum bisa diharapkan karena proses pemulihan akan berjalan lambat. Hal ini akan berdampak pada beban pemulihan ekspor.
Sementara itu, produk domestik bruto (PDB) turun 2,9% secara tahunan (year on year). Ini merupakan penurunan terbesar sejak kuartal keempat tahun 1998 dan juga lebih buruk dari perkiraan jajak pendapat sebesar 2%.
Ekspor yang memberikan kontribusi terbesar, menyumbang hampir 40% PDB, pada triwulan yang sama mencatat penurunan pertumbuhan sebesar 16,6%. Ini merupakan penurunan terburuk kinerja ekspor sejak 1963.
Penurunan juga terjadi pada investasi konstruksi dan investasi modal masing-masing 1,3% dan 2,9%. Hal yang sama juga terjadi sektor manufaktur dan jaa yang masing-masing turun 9% dan 1,1%.
Simak Pula: Korea Utara Ledakan Kantor Penghubung Korea Selatan
Satu-satunya sektor yang menyelamatkan Korea Selatan ada belanja konsumsi swasta yang naik 1,4% dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini karena pemberian uang tunai pemerintah yang mendorong konsumsi untuk restoran, pakaian, dan kegiatan rekreasi. []