Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin memandang Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok sebagai sosok penista agama sejati.
Hal demikian disampaikan Novel Bamukmin saat merespons pengakuan Ahok yang mengatakan tak menyesali perbuatannya kala terseret kasus penistaan agama beberapa tahun silam.
Masih menyerang Al Maidah dan totalnya kurang lebih 7 kali.
"Untuk seorang penghina agama sejati memang tidak ada menyesalnya," ujar eks Jubir Front Pembela Islam (FPI) itu saat dihubungi Tagar, Minggu, 9 Agustus 2020.
Novel melanjutkan, sepengingatannya, Ahok bukan kali pertama melakukan penistaan agama. Menurut dia, Ahok telah menyinggung Surat al-Maidah ayat 51 sejak 2008.
"Kalau tidak salah Ahok bukan sekali menghina al-Maidah, karena sudah dari tahun 2008 dalam e-booknya, diduga sudah menyerang al-Maidah," ucapnya.
Baca juga: Ahok: Aku Berdiri untuk Kebenaran dan Keadilan
"Bahkan setelah saya laporkan tanggal 6 Oktober 2016, masih menyerang Al Maidah dan totalnya kurang lebih 7 kali," kata Novel menambahkan.
Novel Bamukmin ketika memberikan keterangan pers saat tiba di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 5 Januari 2017, untuk melaporkan kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait dugaan pencemaran baik soal "Fitsa Hats". (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat menghadiri konser pra-festival "BMS Road to Missoula" di Balai Resital Kertanegara, Jakarta, Minggu, 7 Juli 2019. (ANTARA News/Maria Cicilia Galuh)
Sebelumnya, Ahok mengaku sempat ditanyai apakah dia menyesali perbuatannya atau tidak sewaktu menjalani persidangan dalam kasus penodaan agama.
"Itu juga ditanya wartawan waktu ada di sidang waktu masuk penjara, 'nyesel enggak kalau diputar balik'. Enggak. Aku enggak pernah menyesal, karena aku tahu berdiri untuk kebenaran, keadilan, dan perikemanusiaan. Saya berdiri untuk itu. Kecuali saya salah," kata mantan suami Veronica Tan itu di kanal YouTube Panggil Saya BTP, seperti dilihat Tagar, Minggu, 9 Agustus 2020.
Baca juga: PA 212 Menduga Ahok Hendak Adu Domba Rakyat
Menurut eks Gubernur DKI Jakarta ini, jikalau dia salah saja tidak boleh menyesali apa yang sudah diperbuat. Terlebih, ia meyakini apa yang sudah dilakukan sejauh ini sudah berada dalam koridor yang tepat.
Dia juga mengungkapkan, putra-putrinya di rumah sempat marah, syok, dan stres saat ia dipenjara, hingga satu di antara mereka terpikir untuk pindah warga negara. Saat itu Ahok justru merasa gelisah, tak ingin buah hatinya di-bully di sekolah.
"Daud tidak di-bully karena guru-guru baik bilang papamu enggak salah. Papa mu is a hero. Jadi itu anak-anak mau membangkitkan semangat dia bahwa papanya ini hero," ucap Ahok.
Lantas, politisi PDI Perjuangan (PDIP) itu menjelaskan cara berdamai dengan diri sendiri, dengan membuka pintu maaf sebesar-besarnya kepada orang-orang yang memang tidak sepaham dengannya.
Diketahui, Ahok divonis dua tahun penjara atas kasus penistaan agama pada tahun 2017 silam.
Kasus yang menyeret Ahok bermula ketika mantan politikus Golkar dan Gerindra ini melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 27 September 2016 lalu. Di sana, dia menggelar dialog dengan masyarakat setempat, sekaligus menebar 4.000 benih ikan.
Dalam video resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Youtube, Ahok meminta warga tidak khawatir terhadap kebijakan yang diambil pemerintahannya jika dia tak terpilih kembali. Namun, dia menyisipkan Surah Al Maidah ayat 51 yang kemudian diperkarakan hingga dirinya diseret ke meja hijau, sampai mendekam di penjara. []