Jakarta - Seiring ditangkapnya atau menyerahkan diri (masih menjadi kontroversi) pelaku penyerangan dengan air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan, menggema tanda pagar Tangkap Dewi Tanjung di Twitter.
Dewi Tanjung adalah politikus PDI Perjuangan yang pada Rabu, 6 November 2019, melaporkan Novel Baswedan ke Polda Metro Jaya. Ia mengatakan dasar alasan pelaporan karena penyidik senior lembaga anti rasuah itu diduga merekayasa penyiraman air keras terhadap dirinya.
"Saya melaporkan Novel Baswedan penyidik KPK terkait dugaan rekayasa kasus penyiraman air keras," ujar Dewi Tanjung kala itu.
Laporan Dewi Tanjung mengacu pada Pasal 26 ayat (2) junto Pasal 45 A Ayat (2) UU RI nomor 19 tahun 2016 tentang ITE dan atau Pasal 14 A ayat 1 UU RI nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana.
Memangnya saya ayam mau ditangkap.

Menurut Dewi Tanjung, Novel Baswedan ketika menjalani perawatan terlihat tidak wajar. Perban menutupi seluruh wajah ketika dirawat di RS Mitra Keluarga, Jakarta Utara. Anehnya pipi Novel begitu mulus setelah disiram air keras.
Seiring berjalannya waktu, pada Jumat, 27 Desember 2019, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan ada dua pelaku penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, keduanya merupakan anggota Polri aktif.
Penyiram air keras kepada Novel Baswedan, berinsial RM dan RB telah ditetapkan sebagai tersangka. RM dan RB ditangkap pada Kamis malam, 26 Desember 2019 oleh tim kepolisian di Cimanggis, Depok. Dua tersangka ini dibawa ke Polda Metro Jaya.
Dewi Tanjung mengetahui dirinya menjadi trending Twitter dengan tanda pagar #TangkapDewiTanjung, bersikap santai. "Memangnya saya ayam mau ditangkap," kata Dewi seperti diberitakan Gatra. Selebihnya, ia tidak mau berkomentar. []
Baca juga: