Pematangsiantar - Imbauan pemerintah untuk menerapkan social distancing atau menjaga jarak sosial bukan berarti memutuskan silaturahmi. Justru hal itu sebagai langkah bersatu melawan Covid-19 dengan melindungi orang lain dan diri sendiri.
Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, H Maranaik Hasibuan kepada Tagar.
Menurut Maranaik, sangat penting mengikuti protokol dari pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran virus corona.
"Memerangi Covid-19 dengan ikhtiar dan juga doa keselamatan bagi manusia. Dengan mematuhi protokol dari pemerintah dan tawakal memanjatkan doa kepada Allah Yang Maha Kuasa. Karena tidak ada musibah yang tidak ditetapkan oleh Allah," ungkap Maranaik, Rabu, 1 April 2020.
Umat agar menjaga keselamatan manusia bersama-sama mengatasi wabah ini
Maranaik mengisahkan perjalanan yang dialami Umar bin Khattab saat menuju Syam (kini Suriah). Sesampainya di Saragh, Umar bersama rombongannya mendapat kabar bahwa wabah kolera sedang melanda Syam.
Akhirnya Umar memutuskan untuk tidak meneruskan perjalanan dan kembali ke Madina. Lalu seorang sahabat bertanya, "ya Umar mengapa kamu tidak meneruskan perjalanan. Apakah kamu mengingkari takdir Allah".
Menjawab itu, Umar membacakan hadis Nabi Muhammad SAW. "Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, maka janganlah kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, janganlah kamu ke luar dari negeri itu karena hendak melarikan diri darinya".
Dari hadis di atas, kata Maranaik, PBNU telah menerbitkan anjuran agar selalu berikhtiar menjaga keselamatan dan kesehatan. Dalam hal ini peran tokoh agama dan tokoh masyarakat menjadi sangat penting menuntun umat menuju anjuran agama dan juga pemerintah.
"Sebagai tokoh agama, penting tuntunan kepada umat agar menjaga keselamatan manusia bersama-sama mengatasi wabah ini. Memanjatkan doa sembari berusaha menjaga diri untuk orang lain dan sebaliknya," terang Maranaik. []