Jakarta - Presiden Joko Widodo mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 pada Minggu, 14 Maret 2021, di laman Facebooknya. Bersama unggahan kartu ucapan, Jokowi mengatakan, "Dalam hening dan sepi, kita menyelam ke lubuk hati, merenungkan karunia hidup dari Sang Pencipta. Maka meluruhlah amarah, dendam, dan rasa dengki. Dan kita pun bangkit dengan penuh semangat dan optimisme."
Presiden Joko Widodo mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi 2021. (Foto: Tagar/Facebook Presiden Joko Widodo)
Tahun ini umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi pada tanggal 14 Maret 2021. Nyepi sendiri sudah dirayakan sejak tahun 78 Masehi, sebagai perayaan atas tahun baru Saka, dalam kalender Saka yang digunakan umat Hindu sebagai acuan penanggalan. Sejarah Nyepi berakar pada pertempuran jangka panjang yang terjadi di India antara beberapa suku, yang akhirnya dimenangkan Suku Saka.
Tapi bukannya menghancurkan para musuhnya, raja Suku Saka malah merangkul mereka untuk membuat satu kerajaan besar, dengan kebudayaan yang beragama. Dari sinilah Hari Raya Nyepi bermula, sebagai hari kebersamaan, kebangkitan, pembaruan, dan persatuan.
Maka meluruhlah amarah, dendam, dan rasa dengki.
Ilustrasi - Umat Hindu di Bali. (Foto: Tagar/Pixabay)
Prosesi perayaan Nyepi dimulai dengan upacara Melasti, bermakna membuang kotoran atau sifat negatif. Umat Hindu melakukan upacara ini di laut, sebagai tempat membuang segala hal buruk, sambil berdoa memohon kekuatan menjalankan Catur Brata Penyepian.
Berikutnya Tawur Agung dan Pengerupukan, ritual suci sehari menjelang Nyepi, untuk mengembalikan sari kehidupan yang telah digunakan manusia, sekaligus untuk mengembalikan keharmonisan antara manusia dengan manusia, dan semua elemen alam semesta beserta Tuhan. Pelaksanaan Tawur Agung disertai dengan upacara Pengerupukan, dengan menebar nasi tawur dan meletakkan obor di sekeliling rumah, dan mengarak ogoh-ogoh.
Selanjutnya Catur Brata Penyepian, yaitu empat pantangan dalam rangka mensucikan diri, selama 24 jam, mulai dari jam 6 pagi waktu setempat. Pertama, Amati Geni, tidak menyalakan api, cahaya, listrik, atau sejenisnya. Kedua, Amati Lelungan, umat tidak boleh keluar lingkungan rumah selama satu hari penuh. Ketiga, Amati Lelanguan, umat dilarang bersenang-senang, berpesta atau sejenisnya. Keempat, Amati Karya, umat dilarang bekerja.
Prosesi terakhir adalah Ngembak Geni, menandai berakhirnya hari raya Nyepi, dan semua umat diperbolehkan kembali beraktivitas seperti biasa.