Jakarta – Upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 pada Jumat, 23 Juli 2021, akan menandai dimulainya kompetisi yang dibayangi oleh pandemi Covid-19. Pagebluk virus corona telah memaksa penundaan besar-besaran, meniadakan acara arak-arakan mewah menjelang pertandingan, dan akan melarang penonton hadir di tribun, serta mencegah sebagian atlet berkompetisi.
Bagi warga di Amerika Serikat (AS) yang mengamati hal itu, sulit menemukan kegembiraan karena olimpiade kali ini bersaing dengan berita-berita domestik dan internasional yang buruk.
“Kami hampir tidak mendengar banyak tentang itu (Olimpiade),” kata Kevin Watson dari Alexandria, Virginia, kepada VOA. “Ini mengecewakan, dengan sedikit wawancara dengan atlet atau iklan TV untuk mempromosikan pesta olahraga itu," imbuhnya.
Seorang ibu dan anaknya berpose di depan ring Olimpiade di Tokyo, 7 Juli 2021 (Foto: .japantimes.co.jp/RYUSEI TAKAHASHI)
Bahkan sebelum pandemi, peringkat primetime untuk Olimpiade Musim Panas telah menurun.
Data yang dikumpulkan oleh Zeta Global di New York menunjukkan bahwa 60% warga Amerika tidak tertarik atau bersemangat dengan Olimpiade Tokyo 2020, dan setidaknya 45% bahkan tidak menantikannya.
Menurut situs web Zeta Global, penangguhan Olimpiade tahun lalu, berkurangnya keinginan untuk duduk di depan TV setelah setahun berada dalam keadaan lockdown atau karantina wilayah, dan pembatasan penonton di berbagai event dalam perhelatan itu menjadi alasan mengapa warga tidak terlalu antusias. [lt/em]