Surabaya – Pemerintah dan masyarakat sama-sama mengantisipasi perebakan luas varian Omicron yang diketahui sangat cepat menular, tak terkecuali di Jawa Timur (Jatim). Petrus Riski melaporkannya untuk VOA. Dua kasus Omicron yang mucul di Jatim yang diduga kuat merupakan transmisi lokal pertama di Surabaya pada awal tahun baru 2022 mengejutkan banyak kalangan.
Juru bicara urusan vaksinasi Covid-19, dr Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pers virtual tanggal 2 Januari mengkonfirmasi terjangkitnya dua warga Surabaya “yang diketahui habis berlibur ke Bali bersama keluarga besar.” Ditambahkannya, pasien sudah dievakuasi dan diisolasi di rumah sakit. Keduanya dilaporkan tidak memiliki gejala atau asimtomatik.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (Foto: voaindonesia.com - VOA/Petrus Riski)
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan telah melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi perebakan varian baru ini, termasuk menyiagakan sarana kesehatan untuk siap menerima pasien varian baru Covid-19 ini. Khofifah meminta masyarakat tetap bersikap tenang dalam menghadapi perebakan varian baru virus corona, namun meningkatkan kewaspadaan dengan memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan ketat.
"Kita semua harus tetap waspada, kita semua harus tetap hati-hati, bahwa ini sesuatu yang tidak boleh menjadikan kita panik, tapi juga jangan kita lengah,” pinta Khofifah.
Warga antre untuk menerima vaksin Sinovac di kebun binatang Surabaya pada 13 September 2021 (Foto: voaindonesia.com - AFP/Juni Kriswanto)
Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya), dokter Risma Ikawaty, mengatakan perebakan varian Omicron ini diketahui cukup cepat dibandingkan varian telah ada. Namun gejala yang ditimbulkan dari kasus ini masih lebih ringan dibandingkan varian delta atau varian sebelumnya yang pertama kali merebak di Wuhan, China.
“Yang diperlihatkan gejalanya masih cukup ringan, masih lebih ringan dibandingkan yang delta, sebelumnya. Cuma memang dari beberapa laporan itu katanya memang Omicron ini penyebarannya jauh lebih cepat dibandingkan yang delta, dibandingkan yang sebelumnya," kata dr Risma.
Namun Risma Ikawaty mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah, khususnya bagi yang sering bepergian. Selain tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat, Risma menekankan pentingnya vaksinasi pada masyarakat untuk meningkatkan daya tahan terhadap serangan berbagai varian virus corona.
“Karena delta itu kan kejadiannya di pertengahan tahun lalu sampai hampir akhir tahun, kemudian kan ini kasus melandai. Nah, orang itu akhirnya mungkin merasa bahwa Covid-19 ini selesai," ujar dr Risma.
"Padahal pandemi ini kan masih berlangsung, dan kemudian ternyata ada varian baru. Jadi, sebetulnya yang perlu kita lakukan untuk mencegah, kurang lebih sama dengan yang sebelum-sebelumnya. Jadi, 5 M, kemudian kalau belum divaksin, ya divaksinlah," lanjut Risma.

Warga Surabaya, Yosi Pambudi, berharap pemerintah melakukan langkah-langkah pencegahan agar varian Omicron maupun varian baru lainnya, tidak sampai menjadi gelombang baru perebakan virus corona. Penyekatan atau pembatasan pergerakan masyarakat harus dilakukan, termasuk yang baru datang dari luar negeri, agar virus corona varian baru ini tidak semakin menyebar di masyarakat.
“Pembatasan aktivitas, itu yang paling utama. Berkaca dari varian delta yang beberapa saat lalu ternyata itu kan lumayan, cukup efektif membatasi gerak orang dari satu kota ke kota yang lain, walau pun nantinya itu akan berimbas pada sektor perekonomian. Nanti kalau sehat ekonominya jalan lagi. Kalau semuanya sudah sehat, aman, ekonomi Insyaa Allah berjalan, itu menurut saya," ujarnya (pr/em)/voaindonesia.com. []
Update Covid-19 Jatim: Sudah 92 Pasien Sembuh
Kesiapan Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Jawa Timur
Penyebaran Covid-19 di Jatim dan Bali Mulai Melambat
Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Covid-19 di Jawa Timur