Jakarta - Produsen Organisasi Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya telah mencapai kesepakatan untuk memangkas produksi minyak mentah sekitar 10 persen karena imbas pandemi virus corona Covid-19. Kesepakatan yang tercapai pada Minggu, 12 April 2020 melalui video conference itu merupakan pengurangan terbesar dalam produksi minyak dunia.
Seperti diberitakan dari BBC News, Senin, 13 April 2020, OPEC + yang terdiri dari produsen minyak dan sekutu termasuk Rusia mengumumkan rencana kesepakatan pengurangan produksi minyak pada 9 Apri lalu. Namun menolak pemotongan tersebut.
Di Asia, harga minyak naik lebih dari 1 dolar per barel di awal perdagangan
Baca Juga: Harga Minyak Menguat Menjelang Pertemuan OPEC
OPEC belum mengumumkan kesepakatan harga tersebut. Namun masing-masing negara telah mengkonfirmasi hal itu. Satu-satu detail yang telah dikonfirmasi sejauh ini adalah 9,7 juta barel per hari akan dipotong oleh produsen dan sekutu OPEC.

Pada Senin, 13 April 2020, di Asia, harga minyak naik lebih dari 1 dolar AS per barel di awal perdagangan. Harga minyak patokan Brent Inggris naik 3,9 prersen menjadi 32,71 dolar AS per barel dan acuan West Texas Intermediate AS naik 6,1 persen menjadi 24,15 dolar AS per barel.
Sandy Fielden, Direktur Oil of Research di perusahaan riset Morningstar mengatakan kesepakatan ini adalah perjanjian yang belum pernah terjadi sebelumnya."Sebab, bukan hanya antara OPEC dan OPEC+.... tapi juga pemasok terbesar di dunia yaitu Amerika Serikat dan negara-negara G-20 lainnya yang telah sepakat untuk mendukung perjanjian baik dalam mengurangi produksi dan juga dalam menggunakan sebagian pasokan permukaan dengan memasukkan ke dalam penyimpanan," tuturnya.
Presiden AS Donald Trump dan menteri energi Kuwait Dr Khaled Ali Mohammed al-Fadhel tweeted berita, sementara kementerian energi Arab Saudi dan kantor berita negara Rusia Tass keduanya secara terpisah mengkonfirmasi kesepakatan pada hari Minggu.
Permintaan minyak global diperkirakan turun sepertiga
Permintaan minyak global diperkirakan telah turun sepertiga karena karena lebih dari tiga miliar orang dikurung di rumah karena wabah virus corona. Sebelum itu, harga minyak merosot pada Maret ke level terendah sejak 18 tahun setelah OPEC+ gagal untuk menyetujui pemotongan.
Baca Juga: Saudi Ingin OPEC Plus Pangkas Produksi Minyak
Pembicaraan menjadi rumit oleh perselisihan antara Rusia dan Arab Saudi. Tapi pada 2 April, harga minyak melonjak setelah Presiden AS, Donald Trump mengisyaratkan bahwa ia mengharapkan kedua negara segera mengakhiri perselisihan. []