Pecahnya USSR, yang sebelumnya didahului perang di Yogoslavia, pada bulan Februari 1991, menurut saya adalah hal yang tidak wajar. Pada kala itu, saya di Jerman, dan selalu mengikuti perang di Yogoslavia dan perkembangkan bubarnya USSR di TV Jerman. Puncaknya, ada acara press conference, yang dihadiri Presiden USSR, Mikhail Gorbachev, dan Presiden Rusia, Boris Yeltsin. Keduanya adu mulut di depan media, dan Presiden Rusia, Boris Yeltsin menyikut (bahasa Jawa) Presiden USSR, Mikhail Gorbavhev. What the hell is it going on?
Saya mulai menduga-duga kala itu, dalam kesendirian saya di Jerman, bahwa pecahnya USSR adalah bentuk tekanan Barat, untuk mengakiri perang dingin, dan jelas sangat tidak diinginkan oleh Rusia.
Kembali ke Perang Dunia II, yang berakhir pada Agustus 1945, ditandai kalahnya Italia dan Jerman di daratan Eropa. Nagasaki dan Hiroshima dijatuhi bom nuklir Pu-239 oleh Amerika. Selesai sudah. Diperburuk oleh kekalahan Jerman sebelumnya, 1944, ketika Jerman menyerang Rusia lewat Siberia, di musim dingin yang sangat buruk, lumbung pangan tentara Jerman di Siberia dibakar oleh tentara Rusia. Habislah tentara Jerman. Saya membaca Tages Krieg (agenda perang) yang ditulis oleh Dr. Takeshi. Jelas, kekalahan Nazisme dan Facisme karena Adolf Hitler tergesa-gesa menyerang Rusia.
Peran Presiden Jokowi dan Menlu Retno Marsudi sangat urgent dan menentukan. Hanya Indonesia yang bisa mendamaikan keduanya dan mencegah meluasnya perang Rusia-Ukraina.

Pasca Perang Dunia II, langit-langit Eropa bergentayangan hantu-hantu komunisme. Lepas dari mulut Nazisme dan Facisme, masuk mulut Komunisme. Akhirnya Eropa terbelah: Eropa Barat ikut kelompok Amerika dan Eropa Timur gabung Rusia menjadi USSR. Mulailah perang dingin.
Perang Rusia-Ukraina, yang semula Ukraina masuk kelompok USSR, setelah USSR pecah, Ukraina bergabung Nato. Jelas ancaman bagi Rusia. Pecahnya USSR adalah hal yang sangat tidak dikehendaki oleh Rusia dan kesalahan fatal Mikhail Gorbachev. Rusia pada rezim USSR sangat dimanjakan dengan Sumber Daya Alam dari negara-negara anggota USSR. Menjadi sangat logis, mengapa Rusia menyerang Ukraina saat ini.
Perang Rusia-Ukraina jelas mengancam perdamaian dunia. Peran Presiden Jokowi dan Menlu Retno Marsudi sangat urgent dan menentukan. Hanya Indonesia yang bisa mendamaikan keduanya dan mencegah meluasnya perang Rusia-Ukraina.
Perdaimain Rusia-Ukraina adalah taruhan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Bung Karno sukses menggalang kekuatan Non-block dan sangat disegani di dunia.
Perdamaian Rusia-Ukraina ada di tangan Indonesia.
*Dosen Universitas Gadjah Mada
Baca juga
- Latar Belakang Konflik Ukraina dan Invasi Rusia ke Donbas
- Reaksi Dunia Atas Tindakan Rusia Terhadap Ukraina
- Rusia Umumkan Gencatan Senjata
- Sanksi Baru Amerika Terhadap Rusia