OPM Bertanggung Jawab Atas Penembakan TNI di Papua

Juru bicara TPNPM-OPM mengklaim pihaknya bertanggung jawab atas penembakan terhadap seorang TNI yang tewas di Pos Bewani, Kabupaten Keerom.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom. (Foto: Tagar/Istimewa)

Jayapura - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom mengklaim pihaknya bertanggung jawab atas penembakan yang menewaskan Sertu Anumerta Miftachur Rohmat, anggota Yonif 713/ST yang bertugas di Pos Bewani, Kabupaten Keerom, Senin 30 Desember 2019 lalu.

Markas Victoria jajaran TPNPB dibawah komando Panglima Mayjen Orelek Jikwanak disebutnya sebagai aktor penembakan terhadap mobil yang ditumpangi 10 anggota TNI yang sedang menjemput logistik di Pos Kali Asin, Kampung Yetti, Distrik Skofro.

Pernyataan ini disampaikannya setelah mengkonfirmasi kejadian itu kepada Ketua OPM Jeffrey Bomanak yang berkantor di Markas Victoria.

OPM dan sayap militernya TPNPB sedang berjuang untuk memperoleh hak Kemerdekaan penuh dari tangan pemerintah kolonial Indonesia,

"Markas Besar TPNPB-OPM yaitu Markas Victoria, Dibawah Pimpinan Panglima Mayjen Orelek Jikwanak bertanggung jawab atas penghadangan dan penembakan dua anggota TNI di Bewani, perbatasan PNG dan West Papua," ungkapnya saat dihubungi Tagar dari Jayapura, Jumat 3 Januari 2020.

Sebby menyebut, aksi penembakan terhadadap anggota TNI di Kabupaten Keerom merupakan upaya pembebasan Papua Barat. Ia pun menyampaikan ke publik bahwa perang pembebasan Papua Barat akan berlaku di seluruh teritorial Papua Barat. Mulai dari Sorong, Merauke hingga ke Samarai.

“Ini harus terjadi, karena OPM dan sayap militernya TPNPB sedang berjuang untuk memperoleh hak Kemerdekaan penuh dari tangan pemerintah kolonial Indonesia,” ujarnya.

“Kami juga perlu klarifikasi bahwa yang bertanggung jawab penembakan di Bewani adalah Pasukan TPNPB dibawah pimpinan Mayjen Orelek Jikwanak. Bukan Jefferson Pagawak sebagaimana telah dilansir oleh media-media Indonesia,” terang Sebby.

Sebelumnya, Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) sebutan TNI untuk TPNPB-OPM yang beroperasi di wilayah Keerom menyerang mobil patroli berisi 10 personil TNI yang hendak menyeberangi jembatan kayu, berjarak sekira 5 Kilometer dari Pos Kali Asin. Peristiwa itu terjadi pada Senin 30 Desember 2019, sekira pukul 10.30 WIT.

“Bermula ketika 10 prajurit yang dipimpin Serda Miftachur Rohmat hendak menjemput logistik dari Pos Kali Asin, Kampung Yetti, Distrik Skofro yang jarak tempuhnya 3 jam dari Pos Bewan Baru,” kata Kolonel Eko saat ditemui Tagar di ruang kerjanya, Senin 30 Desember 2019 lalu.

Dia melanjutkan, anggota Satgas Pamtas dengan sigap berpencar untuk mencari tempat perlindungan dan membalas tembakan ke kelompok tersebut. KKSB dipukul mundur setelah kontak tembak berlangsung sekitar 15 menit.

Saat pengecekan, satu anggota TNI dari Yonif 713/ST yakni Serda Miftachur Rohmat gugur. Ia mengalami luka tembak pada bahu kiri depan menembus perut. Sementara, satu lainnya dinyatakan selamat yakni Prada Juwandhy Ramadhan terkena luka tembak (rekoset) pada pelipis kanan dan pinggang kiri.

Setelah menerima laporan tersebut, tutur dia, Kodam XVII/Cenderawasih langsung berupaya mengevakuasi ke dua korban tersebut dengan menggunakan Helly untuk mendapatkan penanganan lanjutan di RS Marthin Indey.

Sementara, Anggota Satgas Pamtas lainnya yang berada di sekitar Pos Bewan Baru langsung melakukan pengejaran terhadap KKSB. Sejumlah jalur tikus perbatasan yang digunakan kelompok tersebut melarikan diri ke PNG, ditutup.

“Kami telah koordinasi dengan Konsulat RI yang ada di PNG guna langkah diplomatik untuk penanganan kasus ini, demikian juga untuk Pos-Pos Pamtas sepanjang RI-PNG agar meningkatkan kewaspadaan serta kesiap siagaan guna antisipasi aksi-aksi lanjutan dari KSB," jelas Kolonel Eko.

Diketahui, Kampung Yetti berada di kawasan pesisir Kabupaten Keerom, berbatasan langsung dengan negara Papua New Guinea. Daerah ini jarang mendapat gangguan dari KKSB karena memiliki banyak pos pengamanan perbatasan yang diisi oleh satuan TNI dari luar daerah Papua. []

Berita terkait
Polda Jatim Kirim 200 Personel Brimob Amankan Papua
200 BKO Brimob Polda Jatim ini nantinya dikirim untuk mengamankan wilayah di Puncak dan Puncak Jaya dari teror KKB.
Satu TNI Gugur Saat Kontak Senjata dengan KKSB Papua
Satu anggota TNI dari Yonif 713/ST, Serda Miftachur Rohmat gugur. Ia diduga ditembak KKSB Papua saat hendak menjemput logistik. Ini kronologinya
Sepanjang 2019, 10 TNI-Polri Tewas Didor KKB Papua
Sebanyak 10 anggota TNI-Polri tewas sepanjang tahun 2019 akibat ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.