Bantul - Sebanyak 21 pelajar di bawah umur ditangkap Polres Bantul akibat aksi vandalisme di sebuah gudang milik warga di Dusun Siten 005, Desa Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul. Salah satu dari mereka berinisial MR, 20 tahun. Orang tuanya mengaku kaget terhadap ulah anaknya ini.
Orang tua MR yaitu Mugi Lestari, 54 tahun dan Kindarto, 44 tahun mengaku tidak mengetahui penangkapan yang dilakukan Polres Bantul terhadap anaknya. Kedua orang tua mengaku mengatahui kejadian ini karena kejadiannya viral di media sosial, penangkapannya banyak diposting di banyak grup Facebook, maupun media sosial lainnya. "Kok seperti anakku, kok seperti motor anakku,” jelas Kindarto kepada wartawan, Selasa, 29 Desember 2020.
Baca Juga:
Kindarto tidak menyangka kalau anaknya adalah satu dari 21 pelajar yang diamankan oleh Polres Bantul. Anaknya, MR merupakan alumni dari sekolah tersebut yang sudah lulus beberapa tahun lalu.
Akan tetapi memang anaknya masih sering diundang oleh adik kelasnya untuk ikut kumpul bersama. “Ya namanya anak muda pasti masih sering ngumpul-ngumpul bareng gitu,” jelas Kindarto.
Saya kira dia pamit ke Solo untuk nyopiri temennya, karena memang biasanya dia juga diminta buat nganter ke Solo atau Magelang, tapi ternyata.
Mugi menjelaskan bahwa pada Senin, 28 Desember 2020 sekitar pukul 14.00 WIB, MR pamit kepada kedua orang tuanya akan pergi ke Solo bersama teman-temannya. Sang ibu mengira bahwa MR diminta oleh temennya untuk menyopiri menuju Solo, karena sehari-harinya memang MR bekerja sebagai sopir truk.
“Saya kira dia pamit ke Solo untuk nyopiri temennya, karena memang biasanya dia juga diminta buat nganter ke Solo atau Magelang, tapi ternyata,” jelas Mugi.
Kindarto, orang tua MR yang diamankan Polres Bantul akibat aksi vandalisme. (Foto: Tagar/Faya Lusaka Aulia)
Orang tua MR menceritakan bahwa anaknya sangat menyukai dunia otomotif, hal ini sangat terlihat ketika sudah lulus sekolah MR memilih untuk bekerja sebagai sopir truk, bahkan hingga meminta dibelikan truk oleh orang tuanya.
MR juga memiliki hobby menggambar, hal ini diketahui oleh orang tuanya ketika masa sekolah di buku milik anaknya terdapat coretan-coretannya. Kedua orang tua MR juga mengetahui mengenai kebiasaan vandalisme yang dilakukan anaknya.
Baca Juga:
Sang ayah, Kindarto sudah sering mengingatkan anaknya untuk berhenti melakukan aktivitas vandalisme tersebut. Namun MR selalu mengatakan bahwa kegiatannya tersebut pasti sudah minta izin dan diperbolehkan oleh pemilik objek dari aksi vandalisme tersebut.
“Masak mainan cat lagi, masak coret-coret tembok lagi, nanti kalau yang punya tidak terima gimana,” cerita Kindarto ketika mengingatkan MR untuk berhenti vandal.
Dengan adanya kejadian ini, Kindarto bakal lebih ketat lagi mengawasi MR. Dia ingin lebih ketat memberi izin kepada anaknya jika pamit bermain. Dia juga berharap agar anak-anak yang diamankan ini agar dapat pembinaan. "Ke depannya saya akan lebih ketat lagi," kata Kindarto.
Seperti diketahui, mereka yang terlibat aksi vandalisme berasal dari salah satu SMK swasta di Kota Yogyakarta. Mereka mencoret-coret tembok dengan tulisan “Morenza” yang merupakan nama geng dari SMK swasta tersebut. []