Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin merespons pernyataan Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok yang menyatakan tidak menyesal sempat terseret kasus penistaan agama.
Novel mengaku tidak terkejut mendengar pengakuan Ahok tersebut. Menurut dia, perkataan demikian disampaikan bekas Gubernur DKI Jakarta itu untuk melihat soliditas pendukungnya yang disebut 'Ahokers'.
Hukum tidak pernah tegak buat para penista agama di rezim ini.
"Kalau kali ini dia bilang tidak kapok (menyesal) maka sudah tidak kaget lagi buat saya. Memang sudah diduga kuat (Ahok) ingin mengadu domba rakyat dan diduga ingin test case siapa pendukung penista agama yang masih solid," ujar Novel kepada Tagar, Minggu, 9 Agustus 2020.
Baca juga: Ahok: Aku Berdiri untuk Kebenaran dan Keadilan
Kata Novel, kelompok pendukung Ahok sejatinya ingin melumpuhkan unsur Ketuhanan yang Maha Esa dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dia pun mengaitkan kelompok tersebut dengan neo-PKI (Partai Komunis Indonesia).
"Jelas sangat terindikasi neo-PKI dan Indonesia ini sudah menjadi surga buat penista agama, karena hukum tidak pernah tegak buat para penista agama di rezim ini," ucapnya.
Novel Bamukmin ketika memberikan keterangan pers saat tiba di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 5 Januari 2017, untuk melaporkan kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait dugaan pencemaran baik soal "Fitsa Hats". (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat menghadiri konser pra-festival "BMS Road to Missoula" di Balai Resital Kertanegara, Jakarta, Minggu, 7 Juli 2019. (ANTARA News/Maria Cicilia Galuh)
Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengaku sewaktu menjalani persidangan dalam kasus penodaan agama sempat ada yang menanyakan kepada dia, apakah menyesali perbuatannya terhadap kasus yang membuat dirinya mendekam di Mako Brimob Depok, Jawa Barat. Namun, Ahok justru berkata sebaliknya.
"Itu juga ditanya wartawan waktu ada di sidang waktu masuk penjara, 'nyesel enggak kalau diputar balik'. Enggak. Aku enggak pernah menyesal, karena aku tahu berdiri untuk kebenaran, keadilan, dan perikemanusiaan. Saya berdiri untuk itu. Kecuali saya salah," kata Ahok di kanal YouTube Panggil Saya BTP, seperti dilihat Tagar, Minggu, 9 Agustus 2020.
Baca juga: Sikap yang Dipilih Ahok Menghadapi Demo 411
Menurut Ahok, jikalau salah saja tidak boleh menyesali apa yang telah diperbuat. Terlebih, ia meyakini apa yang sudah dilakukan sejauh ini sudah berada dalam koridor yang tepat.
Kemudian, Komisaris Utama PT Pertamina itu mengungkapkan, putra-putrinya di rumah sempat marah, syok, dan stres saat ia dipenjara, hingga satu di antara mereka terpikir untuk pindah warga negara. Saat itu Ahok justru merasa gelisah, tak ingin buah hatinya di-bully di sekolah.
"Daud tidak di-bully karena guru-guru baik bilang papamu enggak salah. Papa mu is a hero. Jadi itu anak-anak mau membangkitkan semangat dia bahwa papanya ini hero," ucap Ahok.
Lantas, politisi PDI Perjuangan (PDIP) itu menjelaskan cara berdamai dengan diri sendiri, dengan membuka pintu maaf sebesar-besarnya kepada orang-orang yang memang tidak sepaham dengannya.
Diketahui, Ahok divonis dua tahun penjara atas kasus penistaan agama. Kasus tersebut bermula ketika mantan politikus Golkar dan Gerindra ini melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 27 September 2016 lalu. Di sana, dia menggelar dialog dengan masyarakat setempat, sekaligus menebar 4.000 benih ikan.
Dalam video resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui YouTube, Ahok meminta warga tidak khawatir terhadap kebijakan yang diambil pemerintahannya jika dia tak terpilih kembali. Namun, dia menyisipkan Surah al-Maidah ayat 51 yang kemudian diperkarakan hingga berujung ke meja hijau. []