Advertorial- Pagu anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tahun Anggaran (TA) 2020 telah terealisasi sebesar 59,5 persen. Yakni senilai Rp 52,08 triliun dari anggaran Rp 87,61 triliun. Dengan progres fisik 60 persen per tanggal 4 Oktober 2020.
Satu-satunya yang menunjang pertumbuhan ekonomi adalah belanja Pemerintah salah satunya adalah belanja infrastruktur
Belanja infrastruktur PUPR dilakukan untuk tetap bertahan dan tumbuh pada masa Pandemi COVID-19 ini. Diantaranya pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan bendungan, irigasi, jalan, jembatan, sanitasi, sistem air minum, penataan kawasan, infrastruktur di kawasan strategis pariwisata, rumah MBR dalam rangka meningkatkan daya saing sekaligus menjadi stimulus bagi sektor riil.
"Pada masa Pandemi COVID-19 ini, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan akibat dari turunnya investasi, demikian juga ekspor impor, sehingga satu-satunya yang menunjang pertumbuhan ekonomi adalah belanja Pemerintah salah satunya adalah belanja infrastruktur," kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dikutip dari Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR.
Belanja infrastruktur PUPR dilakukan untuk tetap bertahan dan tumbuh pada masa Pandemi COVID-19 ini diantaranya membuat bendungan. (Foto:Tagar/dok.Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR)
Untuk mitigasi dampak COVID-19, Kementerian PUPR melaksanakan pembangunan infrastruktur dengan skema Padat Karya Tunai (PKT) melalui 16 program dengan anggaran sebesar Rp. 12,32 triliun. Program tersebut diantaranya untuk pembangunan irigasi kecil, sanitasi, jalan produksi, dan rumah swadaya.
Disamping itu juga dialokasikan anggaran sebesar Rp.1,36 triliun untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Antara lain perluasan Program Padat Karya (PPK) berupa revitalisasi saluran drainase jalan nasional sepanjang 5.000 kilometer dengan anggaran Rp 1 triliun. Pembelian produk rakyat berupa Material Tambalan Cepat Mantap (CPHMA) sebanyak 100.000 Ton sebesar Rp 200 milar. Modular Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) sebanyak 4.700 unit senilai Rp. 125,04 miliar dan Modular Rumah Unggul Sistem Panel Instan (RUSPIN) 250 unit senilai Rp 5,28 miliar.
Kemudian pembelian karet petani di Provinsi Bengkulu senilai Rp 20 miliar, pengadaan alat Light Weight Deflectometer (LWD) 33 unit senilai Rp 5 miliar. Produk rakyat lain berupa Big Gun Sprinkler 250 unit senilai Rp 3,75 miliar, Tandon Air 300 unit senilai Rp 1,80 miliar dan Biodegester 500 unit senilai Rp 1,60 miliar.
Selain itu untuk mendukung peningkatan konektivitas, dialokasikan anggaran untuk pembelian karet petani sebanyak 11.338 ton senilai Rp 100 miliar dan pembelian Resin Ester 790,42 ton sebesar Rp 25 miliar. []
Baca juga:
- Kementerian PUPR Kembangkan Inovasi Berbasis Teknologi
- Revitalisasi, Menteri PUPR Bersihkan Danau Tondano Sultra
- Kementerian PUPR Sertifikasi 4.180 Prajurit TNI AD