Jakarta – Pakar Politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengapresiasi pertemuan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil beberapa waktu lalu, yang diduga memiliki kepentingan politik. Menurut Ujang pertemuan tersebut berdampak positif.
Ia mengatakan pertemuan Anies dan Ridwan Kamil akan berdampak positif terhadap lahirnya calon pemimpin Indonesia. Ia juga menilai bahwa wajar saja pertemuan antara dua tokoh politik selalu dikaitkan dengan Pilpres 2024 mendatang.
Dalam foto yang ramai diperbincangkan tersebut memperlihatkan mereka sedang meminum teh Botol Sosro di dekat foto SBY yang banyak dikaitkan pada sindiran.
Menurutnya foto yang beredar tersebut memiliki makna yang positif, kalaupun itu sindiran berarti sindiran yang positif pula dilayangkan oleh kedua tokoh tersebut.
Politik itu sifatnya cari dan masih dinamis tergantung pada skema-skema yang akan mereka gunakan dan tentu yang paling penting adalah bagaimana mereka memiliki kesempatan untuk menang.
Ujang Komarudin saat diwawancarai oleh Cory Olivia di kanal YouTube Tagar TV. (Foto: Tagar/Selfiana)
“Kalau memang itu sebuah sindiran, ya sindiran yang positif saja, ya bagaiamana nanti misalkan Demokrat bisa mendukungnya dan saya rasa untuk soal sindiran tidak ya,” ujar Ujang Komarudin saat diwawancarai Tagar TV, Jumat, 18 Juni 2021.
Ujang mengatakan bahwa tidak mungkin bagi Anies dan RK yang tidak mempunyai partai itu menyindir partai lain, karena bagaimanapun butuh partai dan orang-orang kuat dalam partai termasuk SBY.
“Jadi saya lebih kepada bagaiamana mereka melakukan simbolik-simbolik untuk bisa mendapatkan dukungan dari pihak lain dan termasuk pada partai Demokrat,” ujarnya.
Sebab, kata Ujang, andai saja mereka memang berniat menyindir hal tersebut sangat tidak baik bagi mereka dan merupakan tindakan yang merugikan nantinya jika maju pada Pilpres 2024, Karena melihat Anies dan RK sendiri masih independen.
“Saya yakin hari ini bukan lagi untuk menyindir orang lain bukan lagi untuk menyudutkan partai politik, tetapi ya harus membaik-baiki mereka (parpol) karena mereka akan butuh dukungan karena saat ini tidak ada Capres dan Cawapres yang tidak didukung oleh partai politik nanti,” ujarnya.
Dalam penjelasannya, Ujang mengatakan bahwa ia masih kurang yakin jika nantinya Anies dan RK akan berpasangan pada Pilpres 2024 mendatang, karena keduanya bukan dari kader partai independen.
Ada kemungkinan juga, kata ujang, Ketua Umum akan mencalonkan dirinya, yang bisa saja mempersempit dukungan kepada kandidat lain termasuk pada Anies dan RK.
“Oleh karena itu saya melihatnya karena mereka berdua bukan orang partai maka yang paling penting adalah menaikkan elektabilitas keduanya,” ucapnya.
Menurutnya ada kemungkinan besar partai NasDem yang akan mendukung diantara keduanya, karena tidak ada figure di internal partai Nasdem maka membutuhkan figure diluar partai NasDem.
“Yang kedua bisa saja yang mendukung partai PKS karena PKS ada kedekatan dengan Anies namun tidak tau ke RK nya, oleh karena itu saya bedah lagi kalau saya belum yakin kalau beliau berdua akan berpasangan,” ujarnya.
Karena, lanjut Ujang, keduanya bukan kader partai sehingga membutuhkan dukungan dari partai yang besar sebanyak 20 persen, dan juga melawan Ketum partai yang ingin mencalonkan juga.
Jadi, kata Ujang, jika kemungkinan Anies dan RK akan mengikuti pilpres mereka tidak akan berpasangan tetapi salah satunya harus ada yang dari partai karena tidak mungkin jika dua-duanya berasal dari golongan non partai.
- Baca Juga: LIPI: Karakter Politik Anies Berdasarkan Tanggal Lahir
- Baca Juga: Pakar: Karakter Politik dan Tantangan Ridwan Kamil
Partai NasDem dikabarkan akan melakukan konvensi capres dengan tiga nama yaitu Anies, RK, dan Khofifah Indar Parawansa. “Saya rasa bagus yak arena kebiasaan yang baik politik. Artinya NasDem ingin memperkenalkan atau merekrut Capres dan Cawapresnya dari internal partainya itu, dan itu penting untuk mempublikasi sebenarnya siapa yang layak diantara mereka” ujarnya.
Dampak lainnya, lanjut Ujang, jika melakukan konvensi dengan tiga nama tersebut adalah dapat membawa dan membesarkan nama baik partai NasDem. Namun, tetap saja yang paling penting nanti adalah dukungan rakyat terhadap ketiganya.
“Politik itu sifatnya cari dan masih dinamis tergantung pada skema-skema yang akan mereka gunakan dan tentu yang paling penting adalah bagaimana mereka memiliki kesempatan untuk menang, jadi koalisi dibangun ya untuk menang,” ucapnya.
Sejatinya partai politik didirikan untuk merebut kekuasaan secara sah. Perebutan kekuasaan itu yang dilakukan dengan cara konstitusional hingga menang. []