Pandemi Corona, Stok Gula Pasir di Banyuwangi Kosong

Akibat kekosongan stok gula pasir, Bulog Banyuwangi tidak bisa melakukan operasi pasar disaat harga naik hingga Rp 5 ribu.
Rusti, Pedagang Pasar Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur, sedang melayani pelanggannya. (Foto: Tagar/Hermawan)

Banyuwangi - Kepala Badan Urusan Logistik Divisi Regional V Banyuwangi Prima Agung mengungkapkan saat ini Bulog Banyuwangi juga mengaku tidak memiliki stok gula pasir di saat pandemi Covid-19 atau virus corona. Bahkan, kekosongan stok gula pasir tidak hanya terjadi di Banyuwangi, tetapi di wilayah tapal kuda.

Akibat kekosongan stok gula pasir tersebut, membuat Bulog Banyuwangi sulit melakukan pengendalian harga di pasaran. Ia mengaku kekosongan stok gula pasir sudah terjadi sejak dua minggu lalu.

Sekarang mau beli sudah tidak ada. Sehingga kita tidak bisa melakukan operasi pasar.

“Sudah sekitar dua minggu lalu, stok gula pasir habis," ujar Prima Agung kepada Tagar, Senin, 16 Maret 2020.

Selain itu, Bulog bersama instansi terkait sudah datang ke beberapa pabrik gula seperti Industri Gula Glenmore (IGG), Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, pabrik gula di Asembagus, Situbondo dan kabupaten Bondowoso.

Namun, dari sejumlah pabrik yang ada di wilayah tapal kuda juga masih kosong. Padahal pihaknya datang ke pabrik tersebut sekitar sebulan yang lalu.

"Sekarang mau beli sudah tidak ada. Sehingga kita tidak bisa melakukan operasi pasar, separti yang kita lakukan pada komuditi beras," tuturnya.

Sementara berdasarkan pantauan Tagar di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Banyuwangi, terjadi kenaikan harga gula pasir. Jika biasanya harga normal gula pasir Rp 12 ribu per kilo, kini menjadi Rp 17 ribu.

Pedangang di Pasar Blambangan Banyuwangi Rusti mengungkapkan imbas kenaikan harga tersebut, membuat dirinya tak berani menyetok gula terlalu banyak.

“Dari agen sana memang kosong, makanya harga tidak stabil, padahal minggu lalu masih Rp 12 ribu, tapi sekarang Rp 17 ribu perkilo,” kata Rusti.

Selaian harga yang naik, kata Rusti, stok gula di tingkat pengepul juga langka. Sehingga hal itu juga berpengruh terhadap kesetabilan harga gula sendiri.

“Saya biasanya beli dipengepul itu satu kwintal lebih, tapi itu pas harganya normal. Tapi sekarang saya hanya stok separuhnya saja, takut rugi,” ucapnya.

Sedangkan untuk pemebeli, karena gula pasir merupakan komoditas pokok untuk kebutuhan rumah tangga setiap harinya, masih lancar, meski menurun.

“Kalau pembeli pas harga masih setabil, banyak, tapi sekarang ya ada, cuma sekarang berkurang hingga separuhnya,” tutur Rusti. []

Berita terkait
Waswas Siswa SMK di Banyuwangi Mengikuti UNBK
Siswa SMK di Banyuwangi dibayangi ketakutan pandemi virus corona saat melaksanakan UNBK di sekolah masing-masing.
Bupati Banyuwangi: Omnibus Law Tambah Lapangan Kerja
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku kerangka Omnibus Law mempercepat investasi dan lapangan kerja, dirinya akan mendukung.
Kunjungan Wisman ke Banyuwangi Anjlok Akibat Corona
Akibat wabah virus corona, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banyuwangi mencatat penurunan hingga 60 persen kunjungan wisman ke Banyuwangi.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.