Jakarta - Pangeran Harry membeberkan alasan dari keputusannya untuk mundur dari anggota senior di kerajaan Inggris. Mulanya, ia beralasan bahwa keputusan itu diambil lantaran ingin lebih banyak menghabiskan waktu di Amerika Utara.
Pernyataan blak-blakan Pangeran Harry diungkapkan sewaktu tampil bersama sang istri di program wawancara dengan Oprah Winfrey yang tayang di stasiun televisi CBS, pada Minggu malam, 7 Maret 2021 waktu setempat.
Harry mengatakan dia pergi karena kurangnya pemahaman dan karena dia khawatir sejarah akan terulang kembali dan merujuk pada kematian ibunya, Diana, pada tahun 1997.
Pangeran Harry juga memastikan bahwa komunikasi antara dirinya dengan Sang Ratu masih terjalin baik karena dia terlalu menghormatinya.
Namun komunikasi dengan sang ayah, Pangeran Charles, mulai tersendat sejak Charles berhenti menerima teleponnya.
"Saya melakukan tiga percakapan dengan nenek saya, dan dua percakapan dengan ayah saya sebelum dia berhenti menerima telepon saya. Dan kemudian dia berkata, dapatkah kamu menuliskan semua ini?" kata Harry dalam wawancara tersebut, dikutip Tagar pada Senin, 8 Maret 2021.
Pangeran Harry dan Meghan Markle. (Foto: Instagram/sussexroyal)
Pangeran Harry dan istrinya Meghan Markle mengumumkan pernyataan mundur dari Kerajaan Inggris pada awal Januari 2020 lalu. Kala itu, para kritikus kerajaan mengatakan pasangan itu menginginkan posisi glamor mereka tanpa dedikasi atau pengawasan.
Sementara pada pendukung pasangan ini menyebutkan perlakuan mereka menunjukkan bagaimana sebuah institusi tua Inggris yang sudah ketinggalan zaman menyerang seorang wanita birasial modern, dengan nada rasialisme.
Selain itu, ada juga tuduhan perundungan yang dilakukan Meghan yang pertama kali muncul di surat kabar The Times terkait kemunculan pasangan tersebut.
- Baca juga: Pangeran Harry Putuskan Mundur dari Kerajaan Inggris
- Baca juga: Curhat Meghan Markle Soal Sikap Kerajaan Inggris Kepada Archie
Menanggapi laporan tersebut, juru bicara Meghan mengatakan bahwa Meghan sangat sedih dengan serangan terbaru terhadap karakternya, terutama sebagai seseorang yang telah menjadi target perundungan. []