Denpasar - Pandemi Covid-19 membawa dampak yang signifikan bagi semua aspek kehidupan masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, budaya, dan sektor pariwista. Bali bukan satu-satunya yang terkena imbas, seluruh dunia juga menghadapi kesulitan yang sama.
Meskipun sedang dilanda pandemi Covid-19, Pulau Bali masih dipercaya sebagai destinasi favorit wisatawan mancanegara.
Menurut Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), Bali telah mendapat tempat tersendiri di mata industri pariwisata internasional. Keunikan pariwisata budaya Bali telah menarik perhatian dunia internasional. Hal tersebut dibuktikan dengan meraih beberapa penghargaan.
"Meskipun sedang dilanda pandemi Covid-19, Pulau Bali masih dipercaya sebagai destinasi favorit wisatawan mancanegara," ujar Wagub Cok Ace seperti yang dikonfirmasi oleh Tagar, Minggu 4 Oktober 2020.
Cok Ace menambahkan, memang pemerintah tidak bisa memprediksi kapan Bali akan membuka kembali sektor pariwisat untuk turis asing. Menurutnya, hal tersebut masih melihat perkembangan kasus yang terjadi baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Ia memastikan bahwa kedepan pariwisata Bali akan berbasis pada kualitas. Namun bukan berarti mengenyampingkan kuantitas. "Diharapkan quality dan quantity bisa berjalan beriringan," tutur Cok Ace.
Cok Ace sedang gencar meminta para industri pariwisata untuk mempersiapkan protokol kesehatan secara matang pada setiap destinasi wisata yang ada di Bali. Selain itu dukungan masyarakat juga tidak kalah pentingnya.
"Masyarakat harus bisa menunjukan kepada dunia luar bahwa penerapan protokol kesehatan harus dilakukan secara sangat disiplin," katanya.
Sebelumnya pada webinar Institut Pariwisata Bali (IPB) Sabtu, 3 Oktober 2020, Cok Ace menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I tahun 2020 minus 1,14 persen. Sedangkan pada triwulan II turun lebih dalam lagi hingga minus 10,98 persen.
Bali mengalami kerugian sekitar Rp 9,7 triliun setiap bulan dari sektor pariwisata saja. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bali, per 25 Mei 2020, sebanyak 71.313 tenaga kerja sektor formal di-PHK dan 2.570 orang kehilangan pekerjaan.
"Pertumbuhan yang lambat ini disebabkan oleh penurunan tajam pendapatan dari sektor utama Bali yaitu pariwisata. Jumlah wisatawan mancanegara di Bali telah menurun sejak awal pandemi hingga 99,97 persen pada Mei 2020," ucapnya.
Ia juga mengatakan bahwa industri kreatif merupakan sektor ekonomi yang sedang berkembang di Indonesia. Industri ini dianggap sebagai paling menguntungkan secara nasional melalui peningkatan nilai tambah produk sebagai hasil kreativitas dan inovasi seseorang. []
- Baca Juga: DPR: Segitiga Emas Pariwisata Bali, Labuan Bajo, dan Sumba
- Industri Wisata Bali Butuh Dukungan Promosi Semua Lini