Pasangan Tunanetra Bertemu Jodoh di Usia 50 Tahun

Kisah cinta sejati Sitti Saderia dan Usman. Tak ada yang menduga mereka bisa menjadi ratu dan raja sehari pada usia tak lagi muda.
Sitti Saderia dan Usman di kursi pelaminan. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)

Bulukumba - Senin 1 Juli 2019 menjadi hari bahagia bagi Sitti Saderia, perempuan tunanetra berusia 53 tahun yang akhirnya melepas masa lajang dengan seorang pria pilihannya bernama Usman yang berusia lebih muda dari dirinya yakni 47 tahun.

Saderia begitu ia biasa disapa, melangsungkan pernikahan di Dusun Pulonggo, Desa Bulo-Bulo, Kecamatan Bulukumpa, sekitar 17 kilometer dari Kota Bulukumba. 

Keluarga dan kerabat ikut lega dengan berlangsungnya hari bahagia Saderia-Usman. Di antara mereka ada yang meneteskan air mata saat Usman mengucapkan ijab kabul di hadapan penghulu.

“Alhamdulillah, akhirnya waktu yang dinantikan sejak dahulu bisa terlaksana juga,” kata Roswaty seorang kerabat dekat Saderia.

Kepada Tagar, Roswaty mengatakan Saderia dipinang Usman dengan mahar Rp 15 juta, seperangkat alat salat, dan cincin emas.

"Ini adalah bukti kecintaan pasangan ini. Nenek Sade telah menemukan cintanya. Awalnya kami tak percaya pernikahan ini terjadi. Tuhan benar-benar menunjukkan kekuasaannya. Mempertemukan jodohnya di usianya yang sudah setengah abad,” kata wanita usia 38 tahun ini.

Momen bahagia ini awalnya sangat mengejutkan kami selaku keluarga, karena umur Nenek Sade tidak lagi muda.

Pernikahan Saderia-Usman dihadiri banyak orang, bukan hanya kerabat dan keluarga, tapi juga komunitas tunanetra di Bulukumba dan sejumlah daerah di Sulawesi.

“Momen bahagia ini awalnya sangat mengejutkan kami selaku keluarga, karena umur Nenek Sade tidak lagi muda, tapi di lain sisi kami juga berbahagia atas rencana pernikahan ini,” ujar Roswaty yang tidak kuasa menahan tangis haru.

Menurutnya, sudah sejak lama Saderia mengalami tunanetra. Namun hal itu tidak menghalangi mimpinya untuk menjadi kebanggaan keluarga.

Saderia sendiri meski tidak bisa melihat tamu yang hadir, mampu menunjukkan gerak kebahagiaan lewat senyum pada seraut wajahnya.

“Alhamdulillah, kalau sudah jodoh tidak akan ke mana. Semoga pernikahan kami ini diberkahi oleh Allah Ta’ala dan menjadikan kami pasangan sakinah mawaddah dan warahmah,” kata Saderia sesaat setelah turun dari pelaminan.

Dari awal hingga berakhirnya prosesi pernikahan, Saderia menunjukkan gestur bahagia, berulang  serta selalu mengucap syukur dan terima kasih kepada para tamu dan kerabat yang hadir di momen bahagianya.

“Semoga kami berdua diberikan selalu keberkahan dalam menjalani ikatan rumah tangga ini,” jelasnya.

Senada dengan Saderia, Usman sang suami juga menunjukkan pancaran kebahagiaan, bahkan saking bahagianya saat mengucap ijab qabul, Usman tidak terbata-bata dan langsung hanya dengan satu kali pengucapan.

“Alhamdulillah, diberikan kemudahan oleh Allah Ta’alah saat mengucapkan ikrar janji suci,” ujar Usman sembari mengucapkan doa.

Melengakapi momen bahagia kedua pasangan ini dan serupa dengan pernikahan pada umumnya. Saderia dan Usman mengenakan pakaian pengantin suku bugis lengkap dengan ornamen-ornamen pendukungnya.

Keduannya mengenakan pakaian pengantin warna hijau untuk dipakai bersanding. Hanya saat pengucapan ijab qabul saja yang tidak mengenakan pakaian pengantin, tapi Usman mengenakan setelah jas lengkap dengan peci dan kacamata hitamnya.

Seorang Qariah

Saat setelah Usman mengucapkan janji suci lewat ijab qabul, Saderia menyambut momen bahagia itu dengan membacakan lantunan ayat suci Alquran. Hal itu membuat suasana resepsi menjadi semakin haru, apapagi Saderia dikenal sebagai Qariah andalan di Kabupaten Bulukumba.

Ilham, seorang kerabat Saderia mengatakan wanita 53 tahun itu memang dikenal sebagai qariah tunanetra yang telah berkiprah di kancah nasional. Namanya mengharumkan tanah kelahirannya, Bulukumba, ke ajang tingkat provinsi.

Tunanetra NikahPara tamu dalam resepsi pernikahan Sitti Saderia-Usman. (Tagar/Aan Febriansyah)

Bahkan beberapa waktu lalu juga Saderiah berkesempatan mewakili Provinsi Gorontalo dalam kejuaran qariah tingkat nasional.

"Dia pernah mewakili Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Papua, bahkan terakhir sebelum menikah, dia juga berada di Gorontalo untuk berlomba tilawah kategori tunanetra nasional," kata pria dengan perawakan tinggi itu.

Selain di tingkat nasional, sudah sejak dahulu Saderia, kata Ilham, telah menjadi andalan kala ada kejuaran qariah yang berlangsung di Kabupaten Bulukumba.

“Bahkan dulu waktu masih awal tahun 2000an, kalau kita sudah dapat kabar Ibu Saderia akan tampil dalam kejuaraan mengaji, kami beramai-ramai pergi menonton meski jarak yang ditempuh harus jauh dan akses kendaraan juga masih kurang,” katanya.

Dengan kehadiran keluarga di kejuaraan mengaji seperti itu, penampilan Saderia akan meningkat bahkan tak jarang memperoleh juara satu.

“Kalau Ibu Saderia ini sudah melantunkan ayat suci Alquran, memang perasaan kita ini akan menjadi tenang. Kalau orang bilang serasa mendengar lantunan ayat suci dari Timur Tengah,” kenang Ilham.

Awal Berkenalan

Saderia dan Usman pertama kali berkenalan saat sama-sama mengecap pendidikan di bangku kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Mereka kuliah di kampus itu dan saat ini duduk di jenjang semester akhir.

Saderia dan Usman adalah murid Universitas Sekolah Luar Biasa, di bawah naungan UIN Makassar. Saderia dan Usman berkampus di Antang. Saat ini Saderia semester delapan

“Jadi karena atas kehendak Allah, keduanya lalu saling menyukai, apalagi orang tua mempelai pria juga sangat ingin mempersunting Ibu Saderia," kata Ilham menceritakan awal pertemuan kedua mempelai.

Karena satu tempat kuliah dan membuat keduanya semakin dekat, dari pihak keluarga laki-laki atau keluarga dari Usman selalu mendorong untuk segera melanjutkan ke tahap yang lebih serius.

“Perkenalan keduanya tidak juga bisa dibilang singkat, keduanya sudah lama saling mengenal, mungkin sejak awal mereka menjadi mahasiswa,” ujar Ilham.

Ramai Dihadiri Teman Kampus

Teman-teman kedua mempelai turut hadir untuk meramaikan momen bahagia sekali seumur hidup ini. Bahkan sejumlah teman keduanya yang juga sebagai seorang tunanetra rela melakukan perjalanan sekitar 300 kilometer dari Kota Makassar menuju Kabupaten Bulukumba.

Bahkan, saat pesta berlangsung yang juga diramaikan oleh musik organ tunggal, sejumlah kawan dari kedua mempelai ikut menyumbangkan lagu sebagai ungkapan momen kebahagiaan.

“Semoga keduanya menjadi pasangan yang sakinah mawaddah dan warahmah. Dan menjadi pasangan yang selalu diberikan kebahagiaan dunia dan akhirat,” kata Rahim Mulbar seorang kawan keduanya yang menyumbangkan salah satu lagu milik Rhoma Irama.

Selain menjadi momen kebahagiaan di kalangan keluarga dan kerabat, pernikahan Saderia dan Usman juga ini menjadi kebahagiaan dari warganet khususnya mereka yang tergabung dalam grup Facebook Info Kejadian Bulukumba.

Terdapat puluhan ucapan selamat dari warganet yang menghiasi kolom komentar foto pernikahan Saderia dan Usman saat diunggah oleh pemilik akun Facebook Rahmatullah Yudistira.

"Selamat berbahagia, selamat menemukan pasangan hidupnya. Inilah kuasa Allah SWT mempertemukan kita. Inilah cinta sejati dan sesungguhnya, meski matanya tak mampu melihat, tetapi hatinya mampu," tulis Martha dalam sebuah postingannya. []

Tulisan feature lain:

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.