Pasar Kripto Terpuruk: Bitcoin dan Ethereum Anjlok di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Penurunan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya ditengah ketidakpastian ekonomi global.
Grafik penurunan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya. Sumber: Antara

Pasar kripto mengalami penurunan signifikan pada pagi hari ini (03/02/2025). Dalam lansiran dari CoinMarketCap pada pukul 05:31 WIB, Bitcoin melemah 3,33% ke US$97.248,72, dengan penurunan mingguan mencapai 7,04%. Kondisi ini menandai hari yang suram bagi para investor kripto, yang harus menghadapi berbagai tantangan ekonomi global.

Ethereum juga tidak luput dari penurunan, dengan depresiasi 7,23% dalam 24 jam terakhir dan melemah 12,11% dalam sepekan. Solana turun 5,66% secara harian dan anjlok 18,64% dalam seminggu terakhir. Dogecoin pun mengalami penurunan drastis, ambles 12,79% dalam 24 jam terakhir dan ambruk 22,21% dalam tujuh hari terakhir. Kondisi ini menunjukkan bahwa hampir seluruh aset kripto mengalami tekanan pasar yang kuat.

CoinDesk Market Index (CMI), yang mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari aset digital, turun 6,07% ke angka 3.458,46. Open interest juga terdepresiasi 7% ke angka US$126,35 miliar. Fear & Greed Index dari CoinMarketCap menunjukkan angka 47, yang menandakan bahwa pasar berada di fase neutral, meskipun kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini cukup tidak menentu.

Bitcoin (BTC), mata uang kripto terkemuka, tetap berada di bawah US$100.000, melemah untuk hari ketiga berturut-turut. Penurunan ini terjadi seiring dengan Kanada dan Meksiko yang mengumumkan tarif impor balasan terhadap Amerika Serikat. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengumumkan tarif 25% pada barang-barang AS, mulai dari minuman hingga peralatan rumah tangga, sebagai respons terhadap tarif 25% yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump, pada impor dari Kanada dan Meksiko, serta 10% pada barang dari China.

Perang dagang yang kembali memanas, ditambah dengan deportasi massal migran ilegal dari AS, dapat meningkatkan inflasi dan melemahkan alasan bagi bank sentral AS (The Fed) untuk segera memangkas suku bunga. Pelemahan harga BTC kemungkinan mencerminkan kekhawatiran ini dan memberikan sinyal penghindaran risiko bagi aset berisiko tradisional. Para investor kini harus lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan di tengah ketidakpastian ekonomi global yang semakin meningkat.

Berita terkait
Rupiah Melemah: Dampak Ancaman Tarif Impor 24% As Terhadap Kanada dan Meksiko
Rupiah melemah terhadap dolar AS setelah ancaman tarif impor 25% oleh Presiden Trump kepada Kanada dan Meksiko.
Rupiah Melesat 0,20%: Sentimen Positif Menguat di Pasar Indonesia
Rupiah menguat 33 poin atau 0,20 persen menjadi Rp16.310 per dolar AS, didorong oleh sentimen positif pasar dan performa ekonomi global yang membaik.