Bulukumba - Ribuan masyarakat berseragam hitam-hitam memenuhi jalan-jalan protokol di Kota Bulukumba, Sulsel, Kamis 12 September 2019. Masyarakat dengan pakaian warna hitam dengan berbagai varian model ini dalam rangka mengikuti karnaval Festival Pinisi ke-10 tahun, 2019.
Ribuan pasukan hitam ini datang dari berbagai element masyarakat di Kabupaten Bulukumba, baik dari instansi pemerintah, pelajar bahkan juga diikuti oleh pelajar. Mereka mengitari ruas jalan di Bulukumba dengan penuh semangat meski dengan terik matahari dan kegiatan ini star dan finish di Lapangan Pemuda Bulukumba.
Bupati Bulukumba, AM Sukri Sappewali yang melepas peserta karnaval menyampaikan rasa terima kasih atas kebersamaan dan partisipasi masyarakat Bulukumba dalam mengikuti karnaval pakaian hitam yang baru pertama kalinya dilaksanakan di Kabupaten Bulukumba.
Karnaval Pakaian Hitam dalam acara Festival Pinisi di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)
Kegiatan karnaval pakaian hitam ini, lanjut dia, bertepatan juga dengan hari berkabungnya bangsa Indonesia atas berpulangnya ke rahmatullah Presiden RI ke-3 Prof BJ Habibie. Olehnya itu sebelum peserta dilepas, Bupati AM Sukri Sappewali juga memimpin doa untuk almarhum eyang Habibie.
"Mari kita mendoakan bersama Bapak Presiden Republik Indonesia ke 3 Professor BJ Habibie, semoga diampuni segala dosa dan amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT," ajak Bupati sebelum memimpin doa.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba, Muh Ali Saleng mengungkapkan jumlah peserta karnaval pakaian hitam ini melebihi dari target panitia sebelumnya, yakni sebanyak 15 ribu orang.
“Hingga pukul 14.00 Wita, pendaftaran sudah mencapai 22 ribu lebih. Meski peserta sudah dilepas (berangkat), panitia masih menerima pendaftaran dari berbagai elemen masyarakat,” ungkapnya.
Karnaval Pakaian Hitam dalam acara Festival Pinisi di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)
Diketahui pakaian hitam adalah warna pakaian yang identik dengan pakaian masyarakat adat Ammatoa Kajang. Di kawasan adat Ammatoa, pengunjung yang datang juga diwajibkan berpakaian hitam.
Hitam merupakan sebuah warna adat yang kental akan kesakralan dan bila kita memasuki kawasan ammatoa pakaian kita harus berwarna hitam.
Warna hitam mempunyai makna bagi Mayarakat Ammatoa sebagai bentuk persamaan dalam segala hal, termasuk kesamaan dalam kesederhanaan. tidak ada warna hitam yang lebih baik antara yang satu dengan yang lainnya. Semua hitam adalah sama.
Warna hitam menunjukkan kekuatan, kesamaan derajat bagi setiap orang di depan sang pencipta. Kesamaan dalam bentuk wujud lahir, menyikapi keadaan lingkungan, utamanya kelestarian hutan yang harus di jaga keasliannnya sebagai sumber kehidupan. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini untuk meneliti kehidupan di salah satu desa yang ada di kajang yaitu desa Lem’banna. []
Baca juga:
- Diperiksa Tujuh Jam, Bupati Bulukumba Tidak Ditahan
- Kejati Periksa Bupati Bulukumba Terkait Kasus Korupsi
- Tradisi Pesta Nikah Suku Kajang di Bulukumba