Paus Fransiskus Minta Maaf Usai Komentar Vulgar tentang Kaum LGBTQ+

Diskusi pribadi tersebut terjadi setelah para uskup Italia menyetujui dokumen tentang pelatihan seminari di Italia
Paus Fransiskus minta maaf karena menggunakan bahasa vulgar tentang kaum gay (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP).

TAGAR.id, Vatikan - Paus Fransiskus telah meminta maaf karena menggunakan bahasa yang vulgar tentang kaum gay sewaktu berbicara tentang larangan Gereja Katolik terhadap imam gay.

Komentar Paus itu disampaikan kepada majelis uskup Italia pada 20/5/2024.

Diskusi pribadi tersebut terjadi setelah para uskup Italia menyetujui dokumen tentang pelatihan seminari di Italia.

Dokumen yang tidak dipublikasikan dan masih ditinjau Takhta Suci tersebut, dilaporkan mungkin melonggarkan larangan ketat Vatikan terhadap imam gay. Pada 2005, Kongregasi Pendidikan Katolik menulis dokumen mengenai larangan tersebut dan menegaskannya kembali pada 2016.

Dokumen tersebut menyatakan bahwa gereja tidak dapat mengizinkan laki-laki menjadi imam atau menempuh pendidikan di seminari jika mereka “homoseksual, memiliki kecenderungan yang mendalam untuk homoseksual atau mendukung apa yang disebut budaya gay.”

Setelah pertemuan baru-baru ini, para uskup Italia yang namanya tidak disebutkan menyatakan bahwa dalam pidatonya Paus Fransiskus secara guyon memasukkan kata “homo” dalam bahasa Italia, menurut media Italia.

Matteo Bruni, juru bicara Vatikan, mengakui komentar tersebut dan liputan media sesudahnya dalam sebuah pernyataan. Dalam pernyataan itu, Bruni mengatakan bahwa sebagai bagian besar dari kepausannya, Paus Fransiskus telah menjangkau umat Katolik LGBTQ+. “Paus tidak pernah bermaksud menyinggung atau menyampaikan komentar dengan istilah homofobik, dan dia meminta maaf kepada mereka yang tersinggung atas penggunaan istilah yang dilaporkan oleh orang lain,” kata Bruni dalam pernyataan.

Paus Fransiskus asal Argentina, yang bahasa pertamanya adalah Spanyol, pernah melakukan kesalahan linguistik ketika berbicara dalam bahasa Italia. Ia juga sering berbicara santai, menggunakan bahasa gaul dan melontarkan makian dalam suasana pribadi.

Upaya Paus Fransiskus merangkul umat Katolik LGBTQ+ mencakup pernyataan pada 2013, “Memangnya saya siapa, harus menghakimi.” Kata-kata itu mengacu pada seorang imam yang mungkin pernah memiliki kekasih gay. (ka/lt)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Nigeria di Afrika Tangkap Secara Massal Orang-orang LGBTQ+
Nigeria adalah satu di antara 30-an dari 54 negara di Afrika di mana homoseksualitas dikriminalisasi dalam undang-undang