Vatikan – Paus Fransiskus pada hari Jumat, 18 Maret 2022, menyebut perang di Ukraina sebagai "penyalahgunaan kekuasaan yang sesat" untuk kepentingan partisan yang menyebabkan orang-orang tak berdaya jadi korban kekerasan.
Paus tidak menyebut Rusia, tetapi menggunakan kata-kata seperti "agresi bersenjata yang tak dapat diterima" untuk menyampaikan pesannya. Dan pada Jumat, 18 Maret 2022, ia menyinggung soal "orang-orang membela tanah air mereka" dan melarikan diri dari gempuran.
"Tragedi perang yang terjadi di jantung Eropa telah membuat kita terkejut," katanya. Ia menambahkan bahwa beberapa orang mungkin membayangkan situasinya mirip dengan perang dunia kedua pada abad ke-20.
Dalam siaran televisi, Paus Fransiskus membahas soal pelestarian lingkungan, seruan berhenti membeli senjata, hingga masalah migran di Uni Eropa (Foto: dw.com/id)
Kecaman terbarunya disampaikan dalam sebuah pesan dalam konferensi Gereja Katolik di Bratislava, Ibu Kota Slovakia, salah satu negara yang berbatasan dengan Ukraina dan telah membuka pintunya bagi para pengungsi.
"Sekali lagi kemanusiaan terancam oleh penyalahgunaan kekuasaan yang sesat dan kepentingan partisan yang menyebabkan orang-orang tak berdaya jadi korban kekerasan brutal.
"Darah dan air mata anak-anak, penderitaan perempuan dan laki-laki yang membela tanah air mereka atau menyelamatkan diri dari gempuran, mengguncang hati nurani kita," katanya.
Moskow mengatakan aksinya adalah "operasi militer khusus" yang dirancang bukan untuk menduduki wilayah, tapi untuk mendemiliterisasi dan "melucuti Nazi" tetangganya.
Namun, Paus telah menolak istilah itu. Ia pernah mengatakan hal itu tidak bisa dianggap "hanya operasi militer," melainkan perang yang telah menumpahkan "sungai darah dan air mata." (vm/ah)/Reuters/voaindonesia.com. []
Paus Fransiskus Kecam Keras Perang di Ukraina
Reaksi Dunia Atas Tindakan Rusia Terhadap Ukraina
Dari Pemimpin Dunia Sampai Atlet Kecam Invasi Rusia ke Ukraina
Unjuk Rasa di Depan Kedutaan Besar Rusia di Washington