Jakarta - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan Menteri BUMN Erick Thohir tidak main-main dalam menegakkan Good Corporate Governance untuk memajukan BUMN Indonesia.
Maka dari itu, ketika ada kasus penyelundupan 15 boks onderdil Harley Davidson edisi terbatas tipe Shovelhead 1970 dan tiga boks sepeda Brompton di pesawat Airbus A330-900 milik Garuda, ia tak segan memecat semua direksi yang terkait.
"Itu warning atau peringatan bagi BUMN lain. Menteri BUMN Erick Thohir tidak main-main soal ini, maka dari itu mari kita kerja dengan benar," ujar Arya Sinulingga di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2019 seperti dilansir dari Antara.

Atas kasus tersebut, Kementerian BUMN kata dia memutuskan untuk memperkuat posisi komisaris. Pasalnya, Dewan Komisaris Garuda terbukti mampu membongkar kasus yang menyeret Direktur Utama Garuda Ari Askhara dan empat direksi lain melalui laporan komite audit bentukannya.
"Kalau pimpinannya benar, semua beres mengingat yang namanya perusahaan tersebut tergantung pada direksinya," tuturnya.
Baca juga: Curhat Awak Kabin Garuda Setelah Ari Askhara Dicopot
Dewan Komisaris Garuda Indonesia menerbitkan Surat Keputusan (SK) Dewan Komisaris Garuda Indonesia tentang Pemberhentian Sementara Waktu Anggota-Anggota Direksi Garuda Indonesia.
SK diterbitkan sebagai tindak pertemuan Dewan Komisaris dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir selaku Pemegang Saham Seri A Dwiwarna Garuda Indonesia.
Komisaris Utama Garuda Sahala Lumban Gaol memastikan seluruh keputusan sudah dilaksanakan sesuai dengan tata kelola yang berlaku di Garuda Indonesia sebagai perusahaan terbuka.
Selain itu, Komite Audit Dewan Komisaris Garuda tetap melakukan investigasi lanjutan terhadap 15 boks onderdil Harley Davidson edisi terbatas tipe Shovelhead 1970 dan tiga boks sepeda Brompton di pesawat Airbus A330 900 Neo dari pabrik Airbus di Prancis. []