Pemerintah Diminta Bubarkan Satlak Prima, Ini Alasannya

Pemerintah melalui Kemenpora diminta untuk membubarkan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Hal itu tak lepas dari hasil minor yang diraih atlet Indonesia pada ajang SEA Games XXIX/2017 Kuala Lumpur, Malaysia, beberapa waktu lalu. Selain alasan tersebut, permintaan itu juga bisa menghemat anggaran negara.
Mantan Pelaksana Tugas (Plt) Sesmenpora, Sakhyan Asmara. (Foto:Ist)

Jakarta, (Tagar, 6/9/2017) - Pemerintah melalui Kemenpora diminta untuk membubarkan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Hal itu tak lepas dari hasil minor yang diraih atlet Indonesia pada ajang SEA Games XXIX/2017 Kuala Lumpur, Malaysia, beberapa waktu lalu. Selain alasan tersebut, permintaan itu juga bisa menghemat anggaran negara.

Menurut, Mantan Pelaksana Tugas (Plt) Sesmenpora, Sakhyan Asmara, penyebab utama merosotnya prestasi olahraga nasional akibat kehadiran Satlak Prima. Pasalnya, kehadiran lembaga bentukan Kemenpora yang bertugas mempersiapkan atlet untuk ajang multi event internasional ini, justru memperpanjang proses birokrasi administrasi keuangan. Bagaimana tidak, karena dana dari pemerintah mampir dulu ke Prima sebelum disalurkan kepada cabang olahraga hingga sampai kepada para atlet dan ofisial. Padahal, semestinya  dana tersebut bisa langsung dikirim ke cabang olahraga tanpa melalui tahapan proses adminstrasi yang panjang.

"Dengan membubarkan Prima, selain memotong rantai panjang birokrasi administrasi keuangan, hal ini juga dipastikan bisa menghemat uang negara. Sebab Prima cukup 'gemuk' sehingga sudah pasti cukup besar anggaran yang dikeluarkan untuk membayar gaji mereka," ungkap Sakhyan kepada wartawan, Rabu (6/9).

Lebih lanjut, pria yang menyabet gelar Doktor Kebijakan Publik Universitas Indonesia ini mengatakan, keberadaan banyak orang yang duduk di Prima tidak signifikan dengan hasil kerja yang dilakukan, sehingga sudah sepatutnya pemerintah melalui Kemenpora membubarkannya. Ia menambahkan, hal penting yang harus diperhatikan adalah mereka yang diberi kepercayaan mengurus bidang olahraga prestasi di Kemenpora, harus bekerja profesional. Hal ini untuk bisa menyelesaikan masalah yang terjadi bukan malah sebaliknya menjadi sumber masalah.

"Pejabat yang diberi kepercayaan oleh Pak Menteri harus bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik, karena kinerja Pak Imam Nahrawi selaku Menpora yang saya pernah rasakan sudah cukup baik, tinggal bagaimana level di bawahnya bisa bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Terutama di jajaran pejabat eselon satu," tutur Sakhyan.

Dia pun mencontohkan kinerja yang ditunjukan bidang olahraga masyarakat yang dinilainya saat ini sudah cukup baik, dengan program unggulan ayo olahraga serta peluncuran gowes pesona nusantara serta gala desa. "Mestinya, hal ini bisa ditiru oleh bidang olahraga prestasi. Tentunya dibutuhkan pejabat di level eselon satu yang memiliki kompotensi dibidang olahraga prestasi. Dalam artian mengerti apa yang harus dilakukan untuk bisa mendongkrak prestasi olahraga nasional," tutup Sakhyan.(Agi)

Berita terkait
0
Kematian Akibat Covid di Dunia Turun 15 Persen dan Kasus Penularan Turun 9 Persen
WHO katakan jumlah kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan di seluruh dunia, turun 15% pekan lalu, penularan baru hanya turun 9%