Jakarta - Kelangkaan bawang putih membuat harga salah satu komoditas kebutuhan rumah tangga ini meroket hingga Rp 70.000 per kilogram (kg). Ketergantungan pasokan dari pasar impor ditengarai menjadi penyebab fluktuasi harga ke level tertinggi.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas Santosa mengatakan pemerintah harus mulai mengurangi ketergantungan impor dengan mendorong produksi lokal.
"Bagaimana mau bersaing jika harga bawang putih impor yang sampai pelabuhan Rp 8.000 per kg. Sedangkan, untuk produk lokal ongkos produksinya saja sudah Rp 18.000 per kg," kata Dwi Andreas Santosa kepada Tagar, Jumat, 14 Februari 2020.
Baca juga: Setop Impor, YLKI: Momen Kejayaan Bawang Putih Lokal
Selain itu, dia juga mengkritisi program wajib tanam lima persen yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian. Menurut Dwi upaya pemerintah tersebut masih belum bisa menambal kebutuhan bawang putih lokal yang mencapai 500.000 ton pertahunnya.

Pria yang juga tercatat sebagai Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) itu kemudian mengusulkan agar pemerintah mengenakan batasan tarif yang cukup ketat kepada produk bawang putih impor.
Alasannya, agar produsen lokal dapat terus mengembangkan varietas holtikutura ini sebagai salah satu komoditas strategis nasional.
"Kenapa kita terus impor? Karena harganya sama sekali tidak bersaing. Masalah utamanya adalah bagaimana pemerintah harus membuat harga jual petani lokal cukup baik di pasaran, harus ada insentif juga untuk para petani," tuturnya.
Indonesia merupakan importir bawang putih terbesar di dunia. Dalam catatan UN Comtrade, lembaga nirlaba milik PBB, Indonesia mendatangkan bawang putih tidak kurang dari 582.000 ton pada 2018. Besarnya impor nasional ini bisa dibandingkan dengan Thailand sebagai importir terbesar kedua di dunia yang hanya mendatangkan bawang putih sebanyak 74.000 ton pada 2018.
Selama ini, pemerintah menggantungkan pemenuhan bawang putih dalam negeri dari China. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), per November 2019 impor bawang putih asal Tiongkok diketahui berjumlah lebih dari 358.000 ton atau senilai 406,5 juta dolar Amerika Serikat. Sedangkan, produksi di dalam negeri sendiri hanya mampu menghasilkan 39.000 ton setiap tahunnya.
Disisi lain, merujuk pada studi Bappenas, pertumbuhan konsumsi bawang putih secara nasional diperkirakan meningkat 11,24 persen tiap tahun. Data tersebut merupakan gambaran rerata konsumsi sejak 1990 hingga 2016. []