Lhokseumawe – Kasus pemukulan anggota DPR Aceh Azhari Cage dan mahasiswa, oleh aparat polisi saat mengamankan aksi demonstrasi, dinilai merusak citra institusi kepolisian.
Pengamat Politik dan Keamanan Aceh Aryos Nivada, Senin 19 Agustus 2019 mengatakan, tidak ada dasar polisi harus melakukan pemukulan saat mengamankan aksi.
"Jadi pemukulan itu sebenarnya tidak ada dasarnya, seharusnya mereka mampu mengayomi masyarakat, bukan malah melakukan pemukulan. Karena itu merupakan cara-cara lama yang sudah tidak tepat untuk dilakukan lagi," ujar Aryos.
Seharusnya dikedepankan tindakan yang lebih humanis dan kasus pemukulan itu membuat citra polisi buruk
Aryos menambahkan, institusi kepolisian harus segera melakukan evaluasi terhadap cara-cara yang dilakukan untuk menghadapi massa. Polisi harus bisa lebih humanis dan mengedepankan nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM).
Apabila masih menggunakan pendekatan militeristik saat menghadapi massa, maka institusi kepolisian tidak jauh berbeda dengan polisi masa lalu.
"Dengan adanya peristiwa ini, maka menjadi catatan, reformasi di tubuh institusi kepolisian tidak berdampak terhadap perilaku mereka. Seharusnya dikedepankan tindakan yang lebih humanis dan kasus pemukulan itu membuat citra polisi buruk," tutur Aryos.
Ketua Komisi I DPR Aceh Azhari Cage dipukul polisi saat sedang melerai aksi unjuk rasa mahasiswa berujung bentrok dengan aparat polisi di halaman gedung DPR Aceh.
Azhari Cage pada Kamis 15 Agustus 2019 malam mengatakan, awalnya para mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di gedung DPR Aceh dan dia menyambut para mahasiswa.
Dia menjelaskan mengapa sampai saat sekarang bendera bintang bulan belum bisa dikibarkan.
"Mahasiswa itu saya terima pukul 11.00 WIB dan menjelaskan tentang persoalan bendera bintang bulan yang belum bisa dikibarkan. Kemudian saya mengajak para mahasiswa untuk salat zuhur bersama," ujar Azhari.
Namun setelah melaksanakan salat bersama, para mahasiswa masih tetap melakukan orasi, sehingga dia mengajak mereka bertemu dengan Ketua DPR Aceh Sulaiman.
Mahasiswa masih belum puas dan memaksakan untuk mengibarkan bendera bintang bulan, pada tiang kosong yang ada di depan gedung DPR Aceh, sehingga suasana semakin panas.
"Sekitar pukul 17.00 WIB, saya ke luar dari ruang komisi dan melihat sejumlah mahasiswa sudah dikejar-kejar oleh polisi, sehingga saya bilang jangan pukul mereka kalau memang ada yang salah coba selesaikan dengan baik," tutur Azhari.
Tambahnya, pada saat sedang melerai tersebut, tiba-tiba salah seorang mahasiswa datang untuk berlindung di belakangnya, dan tidak lama kemudian datang sejumlah polisi yang kemudian mengeroyoknya.[]