Luwu Utara - Bencana alam banjir bandang memporak-porandakan sedikitnya enam kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, pada Senin 13 Juli 2020, malam. Ratusan rumah dan gedung tertimbun air bercampur lumpur dan pasir.
Ketinggian lumpur pasir bahkan mencapai 4 meter dan rumah warga nyaris tertimbun full oleh lumpur. Yang terlihat, hanya tinggal atap. Lokasi atau daerah yang berada di Luwu Utara, kini layaknya sebagai kota hilang.
Jumlah pengungsi yang terdata sampai saat ini 603 KK atau 20.402 Jiwa.
Berdasarkan laporan dari BPBD Luwu Utara, ada enam kecamatan yang berdampak banjir. Masing-masing, Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat. Serta rumah yang tertimbun pasir dan air bercampur lumpur sebanyak 213 unit.
Lumpur pasir dan air nyaris menenggelamkan rumah warga di Luwu Utara. (Foto: Tagar/BPBD Sulsel
"Ketinggian timbunan lumpur pasir bercampur di Masamba sekitar satu sampai dua meter, Desa Rada, Kecamatan Baebunta, sekitar 3 sampai 4 meter. Khusus Desa malimbu, Desa Salama Kecamatan Sabbang, sekitar 3 sampai dengan empat meter. Jika dilihat, seperti kota yang hilang di Luwu Utara," kata Operator Pusdalops BPBD Luwu Utara, Widiahastuti saat dikonfirmasi Tagar, Rabu 15 Juli 2020.
Widiahastuti menerangkan dalam peristiwa ini, mengakibatkan 4.202 kepala keluarga (KK) atau 15.994 jiwa. Namun, laporan ini baru sementara untuk tiga Kecamatan yakni, Sabbang Masamba dan Baebunta. Untuk kecamatan lainnya, yakni Malangke dan Malangke Barat, sementara tim melakukan pendataan ulang.
"Jumlah pengungsi yang terdata sampai saat ini 603 KK atau 20.402 Jiwa. Data ini, hanya untuk dua Kecamatan, yakni Masamba dan Sabbang," tambahnya.
Lumpur pasir dan air nyaris menenggelamkan rumah warga di Luwu Utara. (Foto: Tagar/BPBD Sulsel
Sementara itu, banjir ini juga mengakibatkan 16 orang meninggal dunia. Mereka ditemukan dengan kondisi mengenaskan tertimbun tanah atau lumpur pasir.
Petugas gabungan saat ini, masih terus melakukan pencarian terhadap warga. Karena, masih ada 36 orang dilaporkan masih hilang dan dalam pencarian.
Pasca banjir bandang ini, kota Masamba dan beberapa lokasi lainnya, kini masih terlihat dipenuhi lumpur. Beberapa titik juga masih ada genangan air yang mengalir.
Petugas gabungan dari TNI-Polri, Basarnas, BPBD, dan potensi SAR lainnya terus melakukan proses evakuasi dan pembersihan lumpur dan material lain seperti, kayu dan sampah. Lumpur pasir ini, dibersihkan dan diangkut dengan menggunakan alat berat eksvakator dan mobil tongkang. []