Studi ilmiah telah menunjukkan bahwa dopamin, zat kimia yang berperan dalam rasa senang, sakit, keinginan, kecanduan, dan euforia, meningkat secara signifikan pada otak seseorang yang sedang jatuh cinta. Kenaikan kadar dopamin ini menjelaskan mengapa orang yang jatuh cinta sering terlihat melakukan hal-hal yang mungkin dianggap bodoh, namun mereka tetap merasa senang dan bahagia.
Psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi., menjelaskan bahwa salah satu alasan orang menjadi bodoh saat jatuh cinta adalah karena mereka jarang mendapatkan perhatian atau kasih sayang dari orang tua. Kebutuhan afeksi yang besar ini membuat mereka rela melakukan apa saja untuk mendapatkan kasih sayang dari pasangan mereka.
Saat jatuh cinta, seseorang sering kali tidak menyadari batasan-batasan dalam bertindak. Mereka hanya fokus pada keinginan untuk membuat pasangan mereka bahagia, tanpa memikirkan konsekuensi yang mungkin timbul. Ini menjadikan mereka terlihat seperti melakukan hal-hal yang tidak masuk akal.
Menurut Ikhsan, orang yang jatuh cinta cenderung mengabaikan logika dan akal sehat. Mereka lebih dipengaruhi oleh emosi dan perasaan, yang membuat mereka melakukan hal-hal yang mungkin tidak akan mereka lakukan dalam keadaan normal. Ini adalah bagian dari proses alami yang dialami banyak orang saat jatuh cinta.
Meskipun jatuh cinta adalah pengalaman yang indah, penting untuk tetap berpikir jernih dan tidak mengabaikan batasan-batasan yang sehat. Dengan begitu, kita bisa menikmati kebahagiaan cinta tanpa mengorbankan kesejahteraan diri sendiri atau orang lain.