Pengakuan Ojol Tertembak Saat Ricuh Vs DC di Sleman

Ojol yang tertembak saat bentrok kontra kelompok debt collector masih terkulai lemas. Dia belum bisa bekerja.
Muhammad Nur Indra, 24 tahun, ojol yang menjadi korban penembakan saat ricuh dengan kelompok DC saat ditemui di rumahnya pada Minggu 8 Maret 2020. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Sleman - Seorang driver ojek online (ojol) bernama Muhammad Nur Indra, 24 tahun, masih terbaring sakit. Dia belum beraktivitas mencari order penumpang seperti biasanya sejak bentrok massa ojol kontra kelompok debt collector (DC) di Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta pada Kamis, 5 Maret 2020 sore.

Driver ojol yang berstatus mahasiswa ini pada bentrok tersebut tertembak di bagian paha kiri. Dia sudah menjalani operasi dan saat ini sudah pulang ke rumah. Pada Jumat, 6 Maret 2020, Indra menjalani operasi di Rumah Sakit Harjolukito, benda yang diduga peluru yang yang bersarang di kakinya dikeluarkan.

Benda asing yang berhasil dikeluarkan dari tubuhnya belum diperlihatkan kepadanya. "Iya terkena tembakan benda asing di bagian paha kiri, sekitar 3 centimeter saat bentrok di Babarsari," kata Indra saat ditemui Tagar di rumahnya di Kalasan, Sleman, Yogyakarta pada Minggu, 8 Maret 2020.

Indra keluar dari Rumah Sakit Harjolukito pada Sabtu, 7 Maret 2020 sekitar pukul 14.00 WIB. Meskipun belum dinyatakan sembuh total, korban sudah bisa berjalan dan beraktivitas ringan. Rencananya, setelah satu minggu beristirahat, Indra akan kembali bekerja seperti biasa.

"Kondisinya sih sudah membaik. Bisa jalan tapi belum bisa jauh-jauh, paling ke kemar mandi kalau untuk bekerja masih belum bisa," kata dia.

Indra mengaku dirawat di rumah sakit tersebut bersama enam rekan ojol lainnya. Dari enam ojol itu, empat di antaranya terkena tembakan pada bagian paha dan menjalani operasi, satu ojol terkena tembakan pada tulang kering dan tidak menjalani operasi. Sedangkan dua rekan ojol lainnya terkena bacokan senjata tajam.

Menurut Indra, untuk biaya pengobaan di rumah sakit masih ditanggung masing-masing korban secara mandiri. "Pakai biaya sendiri, ada juga bantuan dari teman-teman ojol lain," ungkapnya.

Mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta ini mengaku sejak dirawat di rumah sakit, melihat banyak kepolisian terutama Dokter Polisi (Dokpol) yang berdatangan untuk mengecek benda asing tersebut. "Belum tahu bendanya seperti apa. Panjangnya seberapa. Katanya hari Senin dikabarin," ucapnya.

Indra menceritakan, sebelum bentrokan di wilayah Babarsari, dia bersama rekan ojol lainnya menggeruduk lalu mengobrak-abrik kantor leasing tempat di mana DC bekerja. Massa ojol mendatangi leasing yang berada di jalan Wahid Hasyim, Condongcatur, Depok, Sleman sekitar pukul 16.00 WIB.

Pakai biaya sendiri, ada juga bantuan dari teman-teman ojol lain.

Indra mengatakan massa ojol melakukan tindakan anarkis karena sebelumnya kelompok DC yang terlebih dahulu melakukan intimidasi. Rekan ojol yang sedang mengantar penumpang melewati sekitar Casa Grande diintimidasi. Saat itu kelompok DC datang ke kantor Grab Cabang Yogyakarta yang kabarnya ingin melakukan mediasi malah menimbulkan banyak pertanyaan.

paha ojol di sleman tertembakMuhammad Nur Indra, 24 tahun, menunjukkan luka tembak pada bagian paha kiri saat bentrok dengan kelompok DC. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

"Pertanyaanya kenapa yang datang ke kantor Grab itu banyak orang dan mereka mengintimidasi teman saya yang mau mengantar penumpang ke wilayah Casa Grande. Seandainya klarifikasi, dua atau tiga orang enggak apa-apa kita tuh," ucapnya.

Dia mengaku, ikut aksi solidaritas agar akar permasalahan cepat terselesaikan. Namun justru malah semakin melebar saat kelompok DC mengintimidasi dan menyerang kantor Grab cabang Yogyakarta dengan aksi saling lempar batu.

Setelah menggeruduk kantor leasing, korban dan kawanan ojol lainnya berniat kembali bekerja. Namun tiba tiba ada informasi bahwa kelompok DC sudah menunggu di Babarsari dengan membawa sejumlah senjata.

"Kita ke sana semua. Di sana malah sudah ramai banget, ada polisi juga. Akhirnya bentrok lagi tapi mereka (DC) sudah siap-siap dengan senjata ada parang, bambu, batu. Sementara kita kalah persiapan," jelasnya.

Indra mengaku sempat ikut saling lempar-lemparan batu. Namun Indra lalu lemas tidak berdaya setelah terkena tembakan. Indra belum tahu dari mana asal tembakan yang melukai kaki kirinya. Akhirnya Indra tersungkur di pertigaan Babarsari.

Akhirnya bentrok lagi tapi mereka (DC) sudah siap-siap dengan senjata ada parang, bambu, batu.

Kapolres Sleman Ajun Komisaris Besar Polisi Rizky Ferdiansyah mengungkapkan, terhadap bentrok massa ojol dengan kelompok DC ini, proses hukum tetap berjalan, apakah itu yang melakukan perusakan di kantor Grab dan leasing atau pun yang melukai dan merusak sepeda motor ojol. Akan dikenakan pidana hukum.

Penyidik akan tetap memproses dan tetap mencari para pelaku yang mengakibatkan teman-teman ojol yang terluka. Polri meminta kepada semua pihak untuk menyerahkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian. 

"Kami kepada penyidik untuk mengusut tuntas. Bagi temen-temen yang bersolidaritas terhadap peristiwa ini bisa menjaga keamanan ketertiban di Yogyakarta," ucapnya. []

Baca Juga:


Berita terkait
Keinginan Kuasa Hukum Ojol Usai Bentrok di Sleman
Kuasa hukum ojol Yogyakarta berharap korban dalam bentrok di Babarsari, Sleman, Yogyakarta mendapat perhatian dari pemerintah.
Sikap Polri soal Ojol vs Debt Collector di Sleman
Polri mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kisruh massa ojol dan kelompok DC, khususnya yang terjadi di Babarsari, Sleman, Yogyakarta.
Damai Semu Ojol dan Debt Collector di Yogyakarta
Perwakilan massa ojol dan kelompok DC mengaku sudah berdamai pada Jumat siang. Namun sore harinya suasana masih memanas.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.