Jakarta - Pengamat pasar modal, Siswa Rizali tidak sepandapat jika rencana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta sebagai penyebab anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Dalam perumusan kebijakan, ada instrumen kebijakan (policy instrument), target antara kebijakan (intermediate target), dan target akhir tujuan kebijakan (ultimate objective)," kata Siswa saat dihubungi Tagar, Jumat, 11 September 2020.
Pemerintah dan DPR sebaiknya fokus dengan kebijakan-kebijakan ekonomi yang bisa membantu para pengusaha melakukan bisnis dengan baik.
Baca Juga: Guys Hati-Hati, IHSG Rally Semu Karena Faktor Ini
Misalnya di BI, ultimate targetnya inflasi dan stabilitas nilai tukar. Fiskal (APBN), tujuan akhirnya pertumbuhan ekonomi dan pemerataan. "Nah, tidak ada satu pun kebijakan pemerintah seperti BI, Kemenkeu, Bappenas, bahkan di OJK yang menjadikan IHSG sebagai target kebijakan ekonomi," tutur Siswa.
Tekait hal tersebut, kata Siswa, ketika menteri dan anggota DPR berbicara tentang pergerakan indikator seperti IHSG seolah tidak mengerti perumusan kebijakan ekonomi. "Maka ketika menteri dan anggota DPR bicara terlalu berlebihan tentang pergerakan indikator IHSG, apalagi dalam jangka pendek, semata-mata mereka tidak mengerti tugas mereka dan mereka tidak mengerti perumusan kebijakan ekonomi," ucapnya.

Untuk itu, pemerintah dan DPR sebaiknya fokus dengan kebijakan-kebijakan ekonomi yang bisa membantu para pengusaha melakukan bisnis dengan baik. "Bila usahanya maju, mereka akan nyari pendanaan, baik melalui perbankan maupun pasar modal. Di pasar modal, baik dengan menerbitkan surat utang maupun saham, baik dengan IPO maupun dengan menerbitkan efek baru (right issue)," ujar Siswa.
Pemerintah dan DPR, menurut Siswa, harus membuat kebijakan yang mampu memberikan rasa nyaman kepada investor ritel dan institusional berinvestasi di pasar modal. Ini bertujuan agar pasar modal bisa berkembang. "Menteri dan anggota DPR yang membahas pergerakan IHSG jangka pendek dengan mengait-kaitkan PSBB hanya buang-buang waktu dan tidak berguna bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.
Simak Pula: Pelaku Usaha Minta Stop PSBB Agar Ekonomi Kembali
Ia menambahkan, yang harus dipahami yakni ada berbagai jenis investor di Bursa Efek Indonesia (BEI). "Investor jangka pendek, trader, akan selalu mencoba menebak berita-berita apa pun untuk peluang trading, jadi begitu mendengar PSBB, mereka menggunakan peluang itu untuk jual dulu, lalu beli lagi di bawah, dan di jual lagi bila harga naik. Sedangkan investor jangka panjang, lebih terfokus pada fundamental perusahaan. Bila ada koreksi besar dan fundamental perusahaan bagus, maka akumulasi atau beli," kata Siswa. []