Jakarta, (Tagar 30/12/2018) - Setelah longsor akibat erupsi, hasil analisis mengetahui Anak Krakatau kehilangan lebih dari 2/3 ketinggian dan volume, semula 338 meter menjadi 110 meter dan volume.
Gunung berapi itu juga menyusut sekitar 150-170 juta meter kubik, hilang akibat longsor dan menyisakan volume gunung sebanyak 40-70 juta meter kubik.
Meskipun ukurannya menyusut, Gunung Anak Krakatau tetap aktif. Maka itu BMKG menyatakan masih ada kemungkinan membangkitkan tsunami. Masyarakat tetap tenang dan waspada serta menghindari aktivitas di pantai/pesisir Selat Sunda dalam radius 1 km dari tepi pantai. []
Aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi terlihat dari KRI Torani 860 di Perairan Selat Sunda, Jumat (28/12/2018). Petugas pos pengamatan Gunung Anak Krakatau mencatat ada sembilan kali letusan dalam satu menit. Jumlah ini menurun dibanding hari sebelumnya yang terjadi letusan14 kali per menit. (Foto : Antara/Muhammad Adimaja)
Prajurit KRI Torani 860 mengamati aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi di Perairan Selat Sunda, Jumat (28/12/2018). Petugas pos pengamatan Gunung Anak Krakatau mencatat ada sembilan kali letusan dalam satu menit. Jumlah ini menurun dibanding hari sebelumnya yang terjadi letusan14 kali per menit. (Foto : Antara/Muhammad Adimaja)
Aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi terlihat dari KRI Torani 860 di Perairan Selat Sunda, Jumat (28/12/2018). Petugas pos pengamatan Gunung Anak Krakatau mencatat ada sembilan kali letusan dalam satu menit. Jumlah ini menurun dibanding hari sebelumnya yang terjadi letusan14 kali per menit. (Foto : Antara/Muhammad Adimaja)
Foto udara letusan gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (23/12). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 17.22 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak (sekitar 1.838 meter di atas permukaan laut). (Foto : Antara/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat)
Petir menyambar akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau di kawasan Selat Sunda terlihat dari Labuhan, Pandeglang, Banten, Senin (24/12/2018). Hasil pantauan PVMBG Gunung Anak Krakatau masih terus mengalami gempa tremor dengan amplitudo di atas 40 milimeter yang disertai semburan material vukanik. Status Gunung Anak Krakatau masih di level Waspada. (Foto : Antara/Muhammad Adimaja)
Menteri ESDM Ignasius Jonan memperhatikan peta kawasan Gunung Anak Krakatau saat mengunjungi Pos Pemantauan Pasauran di Cinangka, Serang, Banten, Jumat (28/12/2018). Pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp1,98 triliun yang akan digunakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk penanganan dampak tsunami Selat Sunda. (Foto : Antara/Akbar Nugroho Gumay)