Yogyakarta - Gunung Merapi meletus pada Rabu, 27 Januari 2021 sekitar pukul 13.34 WIB. Kolom Abu vulkanik membubung tinggi terlihat dari sejumlah tempat di Yogyakarta maupun Jawa Tengah. Tak lama berselang, hujan abu dilaporkan terjadi di Boyolali, Jawa Tengah.
Sebelum terjadi letusan ini, Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat setidaknya dua kali terjadi awan panas guguran.
Baca Juga:
Pertama, pada pukul 12:53 WIB awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 55 mm dan durasi 317.8 detik, tinggi kolom tak teramati berkabut, estimasi jarak luncur 2.000 meter ke arah Barat Daya yakni hulu Kali Krasak.
Kedua, pukul 13:32 WIB awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 70 mm dan durasi 240 detik, tinggi kolom tak teramati berkabut, estimasi Jarak luncur 2000 meter ke arah Barat Daya yakni hulu Kali Krasak.
Merapi meletus, Rabu, 27 Januari 2021. Kolom abu vulkanik terlihat dari sejumlah daerah di Yogyakarta dan Jawa Tengah. (Foto: Istimewa)
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan, sejak 4 Januari 2021 Gunung Merapi sudah memasuki masa erupsi efusif berupa pertumbuhan kubah lava yang disertai guguran lava. "Pada 27 Januari 2021 pukul 00.00 sampai 14.00 WIB, Gunung Merapi sudah meluncurkan 36 kali awan panas guguran dengan jarak luncur antara 500 sampai 3.000 meter ke arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Boyong," katanya, Rabu, 27 Januari 2021.
Sedangkan erupsi eksplosif masih berpeluang terjadi dengan lontaran material vulkanik yang diperkirakan radius 3 kilometer dari puncak.
Hanik mengatakan, awan panas tercatat di seismogram 15- 60 milimer durasi 83 sampai 197 detik. Sejumlah lokasi melaporkan hujan abu dengan intensitas tipis seperti di beberapa di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Dia mengatakan, hujan abu yang terjadi ini akibat dari kejadian awan panas guguran. Untuk itu masyarakat diimbau menggunakan masker, kacamata dan menutup sumber air. "Sehubugan dengan hujan abu vulkanik yang masih tejadi di area puncak Gunung Merapi maka masyarakat perlu mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak," jelasnya.
Baca Juga:
Jarak luncur awan panas masih dalam radius bahaya yang direkomendasikan BPPTKG yatu sejauh 5 Km dari puncak Gunung Merapi pada alur sungai Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih. "Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas yang direkomendasikan tersebut," ungkap Hanik.
Hanik mengatakan, untuk potensi bahaya yang ada di Gunung Merapi yakni guguran lava dan awan panas pada sektor selatan dan barat daya yang meliputi kali Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih dengan jarak 5 Km dari puncak. "Sedangkan erupsi eksplosif masih berpeluang terjadi dengan lontaran material vulkanik yang diperkirakan radius 3 kilometer dari puncak," ungkapnya. []