Gowa - Pakar Geologi Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr. Adi Maulana mengungkapkan potensi terbentuknya gas dan minyak bumi di Kabupaten Gowa, khususnya di Kecamatan Pattalassang tidak memungkinkan terjadi. Hal itu terlihat dari sejarah terbentuknya bebatuan yang ada di kawasan tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Adi Maulana saat dimintai tanggapan adanya sumur bor yang diduga mengandung minyak bumi di Desa Jenemadinging, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa. Dari lubang sumur bor bekas galian itu terdapat api yang menyala.

"Dari segi geologi, Pattallassang itu agak sulit terbentuk bebatuan yang berpotensi untuk ada minyaknya. Cuma kemungkinan besar kalau memang itu betul ada sudutan api, itu hanya gas yang terjebak dalam pori-pori batuan. Karena di Pattallassang itu, seperti yang kita ketahui di sana lebih banyak batuan-batuan dari hasil gunung api," kata Adi Maulana, Selasa 20 Januari 2020.
Menurutnya, yang terjadi pada galian sumur bor di Pattallassang bukanlah minyak atau gas yang menghasilkan hidrokarbon. Ia mengatakan Pattalassang tidak banyak memiliki potensi hidrokarbon.
Dari segi geologi, Pattallassang itu agak sulit terbentuk bebatuan yang berpotensi untuk ada minyaknya.
Namun guna memastikan kebenaran informasi tersebut, dirinya akan melakukan pengecekan langsung di lokasi. Sekaligus untuk membuktikan bahwa itu bukannya hal yang berbahaya.
"Mungkin tim dari Unhas akan ke lapangan mengecek. Tapi khusus di Gowa sendiri apalagi di Pattallassang, kalau kita pelajari dari geologinya tidak ada potensi minyak sebenarnya. Jadi ini sifatnya hanya sementara. Makanya, dampaknya pun tidak terlalu besar seperti Lapindo misalnya, ataupun lapangan-lapangan minyak lainnya," ungkap Adi.
Ia meminta kepada masyarakat sekitar untuk tidak perlu kuatir dengan adanya kejadian tersebut. Meski begitu dia tetap mengimbau untuk tidak melakukan aktivitas yang bisa menyemburkan api. Khususnya pada radius 50 meter dari lokasi sumur bor.
"Kenapa? Karena memang sifatnya gas hidrokarbon. Artinya, bahan organik yang kemudian bahan bakar seperti itu sangat reaktif ketika ada sumber panas seperti api," tutur dia.
Sepanjang warga tidak bermai api, kata dia, situasi yang ada saat ini tidak berbahaya. "Itu masih dalam taraf yang aman, karena sifatnya hanya setempat-setempat saja," jelas Guru Besar Geologi Unhas ini.
Salah satu bukti bahwa Gowa bukan daerah potensi minyak bumi, lantaran masih ada gunung api Bawakaraeng dan Lompobattang. Sementara untuk minyak atau hidrokarbon, potensinya hanya ada di daerah cekungan sedimen.
"Seperti yang ada di Kalimantan serta bagian utara Jawa," ungkap Dr. Adi Maulana. []