Jakarta - Digital & PR Director Vivo Indonesia, Fachryansah Farandy mengatakan penjualan ponsel Vivo tergolong dinamis selama pandemi virus corona Covid-19.
"Di saat yang normal penjualan selalu dinamis efeknya ketika terjadi pandemi lebih dinamis, bisa turun, naik, naik lagi, turun lagi, shifting-nya benar-benar secara besar," ujar Fachryansah dalam temu media secara virtual, dikutip dari Antara, Rabu, 20 Mei 2020.
"Kami masih melihat pada kuartal ini, kami tidak bisa menyimpulkan secara total naik atau turun, sangat dinamis dibandingkan masa normal," kata dia.
Vivo meluncurkan Vivo V19 di pasar Indonesia pada Maret 2020. (Foto: Antara/Arindra Meodia)
Fachryansah mengatakan penjualan mayoritas masih terjadi secara offline. Meski begitu, karena penjualan yang dinamis, kurva penjualan secara online juga meningkat.
Melihat hal itu, Vivo memberlakukan SOP dalam operasi tokonya. Mulai dari memantau kebersihan toko dengan menyemprotkan disinfektan, selalu menekankan untuk cuci tangan dan melakukan cek suhu tubuh pada karyawan, juga cek ksesehatan bagi promotor, serta memberlakukan physical distancing di dalam toko.
Tidak hanya itu, Vivo juga menghadirkan program layanan untuk mengantar perangkat ke rumah, serta program perpanjang garansi dari service center, sebagai upaya memenuhi kebutuhan konsumen.
Dalam laporan lembaga riset pasar IDC Indonesia yang dirilis belum lama ini, Vivo untuk pertama kalinya memimpin pasar ponsel pintar di Indonesia pada kuartal pertama 2020.
Berdasarkan data IDC Indonesia, mengatongi pangsa pasar antara 25 persen hingga 30 persen, meski pun pengiriman ponsel menurun akibat pandemik virus corona.
Menurut Fachryansah hal itu dapat dicapai karena Vivo selalu memastikan produk agar selalu tersedia dan mudah didapatkan di pasar.
"Kami selalu menjaga ketersediaan produk kita, balance supply and demand strategy. Stok manajemen salah satu kunci sukses juga untuk mencapai target yang kita inginkan," ujar Fachryansah.[]