Pasar kripto sedang mengalami penurunan yang signifikan, sejalan dengan tren bearish di pasar saham. Bitcoin, sebagai mata uang kripto terbesar, mengalami penurunan lebih dari 2,5% dalam 24 jam terakhir, dengan harga yang berkisar di sekitar $65.000. Penurunan ini menunjukkan volatilitas yang semakin meningkat di pasar kripto dan menyoroti hubungan yang erat antara kripto dan pasar keuangan tradisional.
Penurunan Bitcoin dapat dikaitkan dengan tekanan yang meningkat pada saham teknologi, terutama Tesla. Para analis memperkirakan bahwa Tesla akan melaporkan laba per saham sebesar 60 sen, turun dari 66 sen tahun lalu, meskipun angka ini menunjukkan peningkatan dari 52 sen pada kuartal sebelumnya, berdasarkan estimasi dari FactSet. Pendapatan diperkirakan mencapai $25,4 miliar, dibandingkan dengan $23,3 miliar pada kuartal ketiga 2023 dan $25,5 miliar pada kuartal sebelumnya.
Sementara itu, imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun AS terus naik, mencapai 4,23%—level tertinggi sejak Juli. Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi biasanya menciptakan tekanan turun pada valuasi saham. Ketika imbal hasil Treasury naik, ini menunjukkan bahwa investor semakin khawatir tentang prospek ekonomi, sehingga mereka lebih memilih investasi yang lebih aman seperti obligasi daripada saham.
Kripto-kripto lainnya juga mengalami kerugian. Ether, kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, turun lebih dari 3% dalam 24 jam terakhir, dengan harga sekitar $2.500. Cardano jatuh lebih dari 3,5%, Avalanche turun lebih dari 4,5%, dan memecoin populer Shiba Inu menurun sekitar 3%. Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto global telah berkontraksi 2%, kini berada di angka $2,2 triliun.
Penurunan ini menunjukkan bahwa pasar kripto masih sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar saham dan kondisi ekonomi secara umum. Investor perlu tetap waspada dan memantau perkembangan terbaru untuk mengambil keputusan investasi yang bijak.