Jakarta – Seorang penyair Myanmar yang karya-karyanya mendukung perlawanan terhadap junta militer, telah meninggal. Berita duka itu disampaikan oleh keluarganya pada Minggu, 9 Mei 2021.
Keluarganya mengatakan Khet Thi dan istrinya, Chaw Su, ditangkap untuk pemeriksaan pada Sabtu, 8 Mei 2021, di Kota Shwebo di kawasan Sagaing. Chaw Su dibebaskan, tapi Khet Thi tidak.
Dalam foto dari tangkapan layar AFPTV dan siaran Myitkyina News Journal tampak polisi membidik demonstrasi antikudeta dengan senjatanya saat menindak demonstran di Myitkyina di negara bagian Kachin, Myanmar, Sabtu, 27 Maret 2021. (Foto: voaindonesia.com - AFP dan sumber lain)
"Mereka menelepon saya pagi-pagi dan meminta saya untuk menemuinya di rumah sakit di Monywa,” kata Chaw Su kepada BBC. “Saya pikir dia mengalami patah tangan atau apa .... Tapi ketika saya tiba di sana, dia ada di kamar mayat dan organ-organ dalamnya diambil."
Pihak keluarga mengatakan kepada wartawan bahwa beberapa organ tubuhnya hilang dan jenazahnya memperlihatkan tanda-tanda disiksa. Menurut laporan Kantor Berita Reuters, militer menyerahkan jenazahnya kepada keluarga.

Khet Thi berusia 40 tahun, menurut laman Facebooknya. Ia pernah menulis syair, "Mereka menembak bagian kepala, tapi mereka tidak tahu bahwa revolusi ada dalam jantung."
Junta militer, yang merebut kekuasaan lewat kudeta pada 1 Februari 2021, belum mengomentari penahanan ataupun kematian penyair itu. Reuters telah berusaha menghubungi junta, tapi belum mendapat jawaban (vm/ft)/voaindonesia.com. []