Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana menyehatkan perusahaan pelat merah dalam negeri dengan menggabung, melikuidasi atau tetap mempertahankannya. Namun, kata Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga akan ditinjau dahulu dari prospek masing-masing BUMN.
“Apakah masih punya prospek, dan kerugian-kerugian yang terjadi itu akan dilihat. Kalau tidak punya prospek lagi untuk apa dilanjutkan," ujar Arya di Jakarta, Kamis, 6 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.
Dengan kata lain, Kementerian BUMN menurutnya saat ini tengah memilah BUMN mana saja yang selama ini tidak menghasilkan keuntungan atau komersil, apalagi tidak melakukan kewajiban pelayanan publik (public service obligation/PSO).
“BUMN seperti ini akan dipertimbangkan apakah akan digabung dengan BUMN lain atau dilikuidasi," ucapnya.

Kenapa demikian, menurut dia ketika perusahaan merugi otomatis akan merugikan karyawannya juga. Artinya digabung atau dilikuidasi bertujuan untuk menyehatkan BUMN.
BUMN yang merugi menurutnya akan diberikan kepada BUMN Perusahaan Pengelola Aset atau PPA. “Ini akan menyehatkan mereka” tuturnya.
Nantinya, Erick berencana membagi BUMN dalam tiga kategori. Pertama, BUMN komersial yang bertugas mencari keuntungan, BUMN yang berkewajiban untuk melayani publik, dan BUMN yang berfungsi untuk komersial tapi juga melakukan pelayanan publik seperti PLN dan Pertamina. []