Bulukumba - Setelah dibuat sejak bulan Juni 2019 oleh para Panrita Lopi atau pembuat perahu di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan, akhirnya perahu Padewakang yang diberi nama Nur Al-Marege diturunkan ke laut, Sabtu 9 November 2019.
Padewakang adalah perahu legendaris pada abad 17-20. Pada waktu itu suku Makassar menggunakan Padewakang berlayar menuju Australia dan berjumpa Suku Aborigin.
Nur Al-Marege dibuat atas permintaan warga keturunan Aborigin di Australia melalui Yayasan Abu Hanifa Institute Sydney. Mereka memesan perahu Padewakang di Panrita Lopi (pembuat perahu) yang ada di Bantilang, Tana Beru, kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Kita adalah keluarga. Ketika berbicara tentang Makassar mereka selalu meneteskan air mata.
Pimpinan Yayasan Abu Hanifah, Shaykh Wesam Chardawi melalui penerjemah menuturkan, tujuan dari proyek ini untuk membangun kembali silsilah yang pernah ada di masa lalu antara suku Makassar dan Aborigin.
Orang-orang Aborigin, kata Wesam selalu berbicara tentang Makassar. Hubungan Makassar- Aborigin seperti cahaya yang tak pernah redup.
Perahu legendaris suku Makassar, Padewakang didorong ke laut selanjutnya akan berlayar ke Australia. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)
“Kita adalah keluarga. Ketika berbicara tentang Makassar mereka selalu meneteskan air mata,” ungkap Wesam.
Bersama dengan perayaan maulid Nabi Besar Muhammad S.A.W akhirnya Nur Al-Marege didorong menuju lautan. Dalam bahasa setempat, tradisi tersebut dinamakan Annyorong Lopi atau mendorong perahu.
Annyorong Lopi dipandu oleh panrita lopi. Dengan aba-aba Lambakacee’eee, perahu didorong secara bersamaan. Gerakannya dilakukan secara bersamaan agar tarikan dan dorongan berkekuatan besar. Sehingga perahu lebih mudah bergerak menuju lautan.
Sebanyak 20 orang keturunan Suku Aborigin turut serta Annyorong Lopi. Mereka sengaja datang dari Australia untuk menyambut momentum kembalinya Padewakang ke lautan.
Pelayaran ini sebagai napak tilas perjalanan pelaut Makassar ke Australia menggunakan Padewakang.
Perahu Padewakang yang berukuran 14,5 x 4,2 meter dengan tinggi 2 meter dan tanpa mesin tersebut akhirnya mengapung di laut. Nampak bendera Indonesia berdampingan dengan bendera Suku Aborigin di bagian belakang perahu.
Tenaga Ahli Kemenko Maritim RI, Dr. Horst H. Liebner mengatakan Nur Al-Marege akan berangkat ke Makassar pada tanggal 22 November. Diperkirakan akan tiba tiga hari kemudian. Setelah melengkapi alat di Makassar, seperti panel solar untuk listrik, pelayaran berlanjut ke Australia sekitar awal Desember mendatang.
"Pelayaran ini sebagai napak tilas perjalanan pelaut Makassar ke Australia menggunakan Padewakang, perjalanan akan menempuh waktu kurang lebih sebulan. Ada 12 orang yang akan membawa perahu ini, 10 orang termasuk saya asal Indonesia, dan 2 lainnya dari Australia,” ujar pria asal Jerman yang sudah cukup lama meneliti perahu di Indonesia itu.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Bulukumba AM. Sukri Sappewali yang hadir menyaksikan peluncuran perahu, menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Abu Hanifa yang memberikan kepercayaan kepada para Panrita Lopi Bulukumba untuk membuat perahu Padewakang.
Menurutnya, proyek tersebut menunjukkan eksistensi Bulukumba sebagai pusat pembuatan berbagai jenis perahu kayu.
“Selamat atas peluncuran perahu ini. Kami mendoakan dan para kru diberikan kesehatan, keselamatan dan perlindungan dari Allah SWT sampai di Australia,” ucapnya. []
Baca juga:
- Menengok Perahu Padewakang Bulukumba
- Kantor Bupati Bulukumba Dirusak Emak-Emak Misterius
- Emak-Emak Perusak Kantor Bupati Bulukumba Ditangkap